Konseling Spiritual Berbasis Humanistik: studi multisitus pada tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Walisongo Jombang, tarekat Syadziliyah di PETA Tulungagung dan Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Malang

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Basid, Abd. (2022) Konseling Spiritual Berbasis Humanistik: studi multisitus pada tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Walisongo Jombang, tarekat Syadziliyah di PETA Tulungagung dan Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Pondok Pesantren Miftahul Huda Malang. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Abd. Basid_F03419025 OK.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini berusaha menjawab tiga persoalan, yakni (1) bagaimana pola hubungan antara konselor (mursyid) dengan konseli (murid) pada konseling spiritual Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) di Pondok Pesantren Walisongo, Syadziliyah di PETA Tulungagung dan Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN) di Miftahul Huda Malang? (2) apakah ketiga tarekat tersebut menerapkan konseling spiritual humanistik, tanpa meninggalkan kode etik hubungan ketarekatan? (3) Motif apa yang melatar belakangi terwujudnya konseling spiritual pada ketiga tarekat tersebut? Penelitian ini menggunakan panduan penelitian kualitatif deskriptif degan pendekatan fenomenologis Alfred Schutz. Perspektif teoretis utama penelitian ini adalah gabungan teori konseling spiritual humanistik Carl Rogers dan teknik konseling Geri Miller. Terdapat tiga kesimpulan dalam penelitian ini. Pertama, pola hubungan antara murid dan mursyid adalah kongruensi yang sama tapi tidak sejajar, dalam ketiga tarekat tersebut kesamaan itu terletak pada keinginan mencari kedekatan pada Allah dan kebersihan hati. Sedangkan ketidak-sejajarannya pada tugas, peran dan fungsi. Kedua, berdasarkan formula normatif dan filosofis, maka dapat diketahui bahwa konseling spiritual yang dilakukan oleh ketiga tarekat adalah konseling spiritual berbasis humanistik, teknik konseling yang digunakan adalah religious practice. Adapun substansi dari konseling spiritual humanistik pada ketiga tarekat tersebut bersifat similarity difersive, spiritual sincerity, dan affluential ascetic. Ketiga, Motif pelaksanaan konseling spiritual secara garis besar adalah sama,yaitu in order to motive untuk memperoleh ketenangan, kebahagiaan dan ketenteraman dalam hidup. Di sisi lain, because of motive adalah untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan yang di alami. Akan tetapi, ada aspek yang tidak bisa dijelaskan dengan perspektif analisis motif tersebut, sehingga penelitian ini mengajukan sebuah proposisi baru yaitu spiritual motive yang berisi soul liberation motive, obedience motive, dan humanity motive.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Basid, Abd.abdulbasyid95@gmail.comF03419025
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorSyam, Nursama@yahoo.com2007055801
Thesis advisorAziz, Moh. Aliali.aziz@uinsby.ac.id2009065701
Subjects: Pesantren
Keywords: Konseling Spiritual; Pondok Pesantren; Tarekat
Divisions: Program Doktor > Studi Islam
Depositing User: Editor : Kuntum L.R------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 26 Jul 2023 04:39
Last Modified: 26 Jul 2023 04:39
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/52879

Actions (login required)

View Item View Item