Tindak pidana pencurian bahan pokok dengan motif ekonomi di masa pandemi prespektif hukum positif dan hukum pidana islam: studi kasus di lakarsantri surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Maulidiyah, Dina Asia (2021) Tindak pidana pencurian bahan pokok dengan motif ekonomi di masa pandemi prespektif hukum positif dan hukum pidana islam: studi kasus di lakarsantri surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Dina Asia Maulidiyah_C03217008.pdf
Download (1MB)

Abstract

Hasil dari penelitian ini Kasus Pencurian bahan pokok dengan motif ekonomi di Lakarsantri Surabaya dikarenakan adanya kesulitan ekonomi yang dialami oleh pelaku. Pada mulanya pelaku mengalami kesulitan ekonomi dikarenakan suami dari pelaku ini mengalami pemutusan hubungan kerja akibat dari faktor pandemi, sehingga hal ini menimbulkan keinginan pelaku untuk menghasilkan uang secara cepat dengan cara melakukan tindakan pencurian. Kasus tersebut seharusnya dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan, namun karena para pihak tidak mencapai kesepakatan sehingga penyidik tidak memiliki wewenang untuk memberhentikan proses penyidikan. Dalam kajian hukum Islam hukuman bagi pelaku pencurian yang berupa hukuman potong tangan, yang sering dipandang sebagai tidak manusiawi bagi yang menentangnya atau sebagai hukuman yang serta merta dijalankan apa adanya bagi pendukung literalnya, pada prakteknya tidaklah dilakukan tanpa konteks, sehingga Sebagaian ulama yang lain mensyaratkan bahwa pencurian itu terjadi bukan karena terpaksa, jika terpaksa maka ia tidak berhak untuk dikenakan hukuman potong tangan. Berdasarkan hasil paparan di atas, penulis memberikan saran bahwa aparat penegak hukum sebagai penyambung lidah dari pemerintah sudah semestinya menangani dengan pendekatan yang lebih humanis, dengan mengesampingkan hukum pidana yang positivistik, dengan menyeleseaikan secara kekeluargaan berdasarkan kewenangan yang dimiliki. Nilai-nilai hukum dalam Islam harus dilihat dari segi konteks nya, maka sudah seharusnya penerapan hukum Islam juga tidak diterapkan secara kaku, dan cenderung keras, sehingga mengakibatkan banyak orang yang takut dengan keberadaan hukum Islam.