Bay’ al- mu’atah dalam perspektif madzḥab Hanafi dan Syafi’i

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Mufidah, Nuning Hidayatul (2022) Bay’ al- mu’atah dalam perspektif madzḥab Hanafi dan Syafi’i. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Nuning Hidayatul Mufidah_C02218031.pdf

Download (3MB)

Abstract

Salah satu persoalan yang masih menimbulkan perdebatan di antara para ulama’ fikih adalah jual beli dengan sistem mu’āṭāh. Jual beli dengan sistem mu’āṭāh dapat didefinisikan sebagai transaksi jual beli tanpa adanya perkataan (ijab kabul). Kenyataan seperti ini perlu diteliti, mengingat di zaman sekarang banyak transaksi yang tidak menggunakan ijab kabul dengan ucapan. Di kalangan para ulama’ seperti Imam Abu Hanifah dan Syafi’i, jual beli dengan sistem mu’āṭāh ini masih menjadi perdebatan. madzḥab Hanafi memperbolehkannya secara mutlak, sedangkan madzḥab Syafi’i, melarangnya. Sebab, dianggap tidak sesuai dengan hukum Islam. Perbedaan pendapat antara kedua madzḥab ini, membuat penulis tertarik untuk meneliti secara komperhensif dan komperatif. Skripsi yang berjudul “Bay’ al-Mu’āṭāh dalam perspektif madzḥab Hanafi dan Syafi’i” ini didasarkan pada dua rumusan masalah, (1) Bagaimana Imam Abu Hanifah dan Syafi’i dalam menggunakan dalil mengenai bay’ al-mu’āṭāh? dan (2) Bagaimana kontekstualisasi bay’ al-mu’āṭāh dalam realitas sosial dan budaya? Penelitian ini berjenis kepustakaan (library research). Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan penelaah pada literatur-literatur. Terkhusus literatur yang terkait dengan pendapat Imam Abu Hanifah dan Syafi’i mengenai bay’ al-mu’āṭāh. Penelitian yang bersifat deskriptif, analitik dan komparatif yang dilakukan dengan cara menjelaskan, memaparkan serta menganalisa pendapat dua tokoh yang berbeda mengenai suatu persoalan dengan menggunakan pola pikir deduktif, yang merupakan cara penarikan atau pengambilan kesimpulan dari keadaan umum kepada yang khusus.Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik dua kesimpulan berupa, pertama perbedaan pendapat antara dua tokoh disebabkan karena adanya perbedaan dalam penggunaan dalil. Imam Abu Hanifah memakai al-Qur’an dan ‘urf sebagai dalil hukum untuk menetapkan hukum jual beli dengan sistem mu’āṭāh. Imam Syafi’i memakai al-Qur’an dan qiyās sebagai dalil hukum dalam melarang jual beli dengan sistem mu’āṭāh. Kedua, kontekstualisai jual beli dengan sistem mu’āṭāh di era modern seperti sekarang perlu memperhatikan beberapa hal, pertama adanya proses komunikasi, kedua disyaratkan para pihak yang bertransaksi sudah baligh, dan ketiga barang yang diperjualbelikan adalah barang yang mempunyai manfaat.Dari hasil kesimpulan yang sudah dipaparkan oleh penulis, maka penulis menyarankan adanya kajian yang lebih komplek dan dinamis terkait bay’ al-mu’āṭāh. Mengingat, kajian masalah jual beli dengan akad mu’āṭāh banyak terjadi pada mayoritas Indonesia yang mana banyak menganut madzḥab Syafi’i Dengan adanya penelitian ini, secara teoritis penulis berharap bisa memberikan sumbangan ilmu. Terkhusus mengenai bay’ al-mu’āṭāh dalam persepektif madzḥab Hanafi dan Syafi’i.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Mufidah, Nuning HidayatulNuningmufidah5@gmail.comC02218031
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMustofa, Imronimron_mustofa@uinsby.ac.id2119108701
Subjects: Jual Beli
Perbandingan Madzhab
Keywords: Bay’ al- mu’atah; madzḥab Hanafi; madzhab Syafi’i
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: Nuning Mufidah
Date Deposited: 20 Jul 2022 08:05
Last Modified: 20 Jul 2022 08:05
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/54143

Actions (login required)

View Item View Item