Kesempurnaan manusia: studi interdisipliner Antropologi Islam dan tafsir Alquran

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fionila, Rifa (2022) Kesempurnaan manusia: studi interdisipliner Antropologi Islam dan tafsir Alquran. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Rifa Fionila_E03218023.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini membahas kesempurnaan manusia dari sudut pandang Antropologi Islam sebagai ilmu pengetahuan tentang sosial dan kebudayaan manusia, dan dari sudut pandang tafsir Alquran, khususnya pada surah al-Tin. Penelitian ini mengambil dari salahsatu pendapat seorang Antropolog Islam yaitu Ibn Khaldun yang menghasilkan sebuah karya berjudul Muqaddimah Ibn Khaldun yang membahas tentang peradaban/kehidupan manusia Islam pada abad ke-10 (sepuluh) dan 14 (empat belas), dan pada tafsir Alquran mengambil satu mufassir sosial, Wahbah Zuhayli , dalam kitab Tafsir al-Munir, karena dirasa masih sejalan dengan Antropologi Islam karena sama-sama dalam ruang lingkup pengetahuan sosial. Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: Pertama, bagaimana kesempurnaan manusia dalam kajian Antropologi Islam menurut Ibn Khaldun dalam kitab al-Muqaddimah; Kedua, bagaimana kesempurnaan manusia menurut Alquran surah al-Tin dalam Tafsir al-Munir karya Wahbah Zuhaily; Ketiga, apa persamaan dan perbedaan kesempurnaan manusia menurut Antropologi Islam dalam kitab al-Muqaddimah dan Tafsir Alquran dalam kitab Tafsir al-Munir. Penelitian ini dengan model kualitatif, menggunakan metode komparatif atau muqarin (perbandingan), dan menggunakan pendekatan interdisipliner (dari dua sudut pandang ilmu pengetahuan yang berbeda), yaitu Antropologi Islam dan Tafsir Alquran, serta pengumpulan data nya melalui studi kepustakaan (library research). Hasil dari penelitian ini, yaitu: 1) Dalam surah al-Tin, Allah bersumpah bahwa Dia telah menciptakan manusia dengan dengan bentuk yang paling baik dari makhluk lain, organ tubuh yang lengkap dan seimbang dengan fungsinya masing-masing, akal, dan potensi bernalar, berencana, dan membedakan sesuatu, agar manusia dapat menjalani kehidupan dengan potensi-potensi sesuai dengan kadar dan kebutuhannya; 2) Ibn Khaldun juga menyebutkan beberapa hal yang menjadikan manusia disebut sebagai makhluk paling sempurna karena beberapa potensinya yang membedakannya dengan binatang atau makhluk yang lain, yaitu akal, ilmu pengetahuan, perangai baik dan buruk, keimanan, bersosial, dan beberapa keahlian yang lain, seperti berbicara, menulis, membaca, berhitung, dan sebagainya; 3) Persamaan pendapat Wahbah dan Ibn Khaldun, yaitu bahwa sejatinya kesempurnaan manusia utama nya terletak pada potensi keimanannya, karena potensi yang selain itu bersifat sementara, akan mengalami kerusakan karena usia atau kematian; Perbedaannya adalah Ibn Khaldun memberi penjelasan lebih dan memaparkan potensi-potensi lain yang tidak dijelaskan di penafsiran surah al-Tin, dan Antropologi Islam lebih melihat potensi kesempurnaan manusia dari segi perbedaannya dengan makhluk yang lain.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Fionila, Rifarifafionila@gmail.comE03218023
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorPurwanto, Purwantojalamakna@gmail.com2017047802
Subjects: Antropologi Budaya
Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Keywords: Studi interdisipliner; Antropologi Islam; tafsir alquran; kesempurnaan manusia
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: RIFA FIONILA
Date Deposited: 20 Sep 2022 04:31
Last Modified: 20 Sep 2022 04:31
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/54505

Actions (login required)

View Item View Item