Kehidupan Keberagamaan Minoritas Waria Yogyakarta

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Haqiqi, Yusrolana Nor (2022) Kehidupan Keberagamaan Minoritas Waria Yogyakarta. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Yusrolana Nor Haqiqi_E91218106.pdf

Download (2MB)

Abstract

Ruang keberagamaan waria adalah topik yang selalu menarik untuk diteliti. Bukan saja karena konstruk sosial yang membuat waria termarjinalkan tapi juga dalil teologi yang dipercayai membuat waria terpojok. Bagi muslim pada umumnya, status peribadatan yang dilakukan waria seolah sia-sia karena sejak awal telah menyalahi kodratNya. Namun fakta di lapangan, keberagamaan waria punya dinamikanya sendiri. Para waria memiliki keberagamaan yang berbeda dengan ekspresinya masing-masing. Penelitian ini bertujuan memotret perilaku keberagamaan waria di Yogyakarta. Fokus yang akan diteliti penelitian ini adalah pertama, Bagaimana kehidupan keberagamaan santri waria di Pondok Al-Fatah Yogyakarta. Kemudian kedua, Bagaimana kehidupan keberagamaan santri waria di Pondok Al-Fatah Yogyakarta eksistensialisme Soren Kierkegaard. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis dan termasuk dalam kategori jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teori eksistensialisme Kierkegaard yang menyoroti aspek keberagamaan santri waria di Pondok Waria Al-Fatah Yogyakarta sebagai pisau analisis untuk membedah persoalan. Dari penelitian ini terdapat kesimpulan bahwa keberagamaan waria begitu kompleks, khususnya konstruksi sosial yang turut serta membentuk waria sebagai kaum rentan yang termarjinalkan serta didukung dengan doktrin-doktrin teologis yang sering dilekatkan sebagai mahluk yang menyimpang atas ketetapan Tuhan. Ketika ditinjau dari pespektif eksistensialisme Kierkegard dengan tiga tahapan yang dimiliki; pertama, estetik yang menunjukkan bagaimana proses awal santri waria yang begitu jauh persoalan keberagamaan hingga merasakan kerinduan untuk bercengkrama dengan Tuhan secara bebas dengan ekspresi keberagamaan tanpa penghakiman, kedua, fase etik yang menunjukkan keinginan kuat dalam diri waria untuk lebih mengenal dari dekat dengan laku keberagamaan yang dilakukan, dan ketiga, tahapan religius yang hanya menggantungkan diri pada zat yang adiluhung semata dengan tidak peduli dengan klaim-klaim dari orang lain atas diri mereka kecuali hanya berharap Allah yang Maha Mengetahui atas segala apa yang ada dalam dada manusia.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Haqiqi, Yusrolana Norlanahaqiqi01@gmail.comE91218106
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorUmam, Muchammad Helmihelmi.umam@uins.sby.id.ac2004057901
Subjects: Pluralisme
Waria
Keywords: Keberagamaan; santri waria; Eksistensialisme Kierkegaard
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Yusrolana Nor Haqiqi
Date Deposited: 13 Oct 2022 07:57
Last Modified: 13 Oct 2022 07:57
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/54583

Actions (login required)

View Item View Item