Continuity and change: pelaksanaan tradisi sedekah bumi di masa pandemi covid-19 di Desa Kedungmegarih Kec. Kembangbahu Kab. Lamongan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fila, Okta (2022) Continuity and change: pelaksanaan tradisi sedekah bumi di masa pandemi covid-19 di Desa Kedungmegarih Kec. Kembangbahu Kab. Lamongan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Okta Fila._E92216054.pdf

Download (7MB)

Abstract

Dalam penelitian ini, peneliti menguraikan mengenai pelaksanaan sedekah bumi di masa pandemi Covid-19 di Desa Kedungmegarih Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Selain itu juga, peneliti menganalisa mengenai keberlanjutan dan perubahan yang terjadi pada pelaksanaan sedekah bumi di Desa kedungengarih pada masa pandemi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengananlisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari John Obert Voll (Continuity and Change). Adapun temuan hasil penelitian ini adalah: a. Masyarakat desa Kedungmegarih melaksanakan sedekah bumi sejak jaman dulu yang terus dilaksanakan hingga sekarang setiap satu tahun sekali yakni pada musim setelah panen pertama. Tujuan sedekah bumi bagi masyarakat Kedungmegarih ialah sebagai rasa syukur kepada tuhan atas hasil panen yang diperoleh. Dengan melaksanakan sedekah bumi, berarti mereka mengakui adanya zdat yang memberi rizki. Selain itu, sedekah bumi diyakini dapat menolak balak sehingga ketika terjadi suatu wabah seperti Covid-19 masyarakat ingin tetap (continu) melakukan sedekah bumi karena bagi masyarakat sedekah bumi sangat penting selain menjaga tradisi dari leluhur sedekah bumi juga di manfaatkan sebagai cara untuk bersyukur kepada Tuhan atas adanya keteraturan alam, ajang untuk bersedekah, cara untuk menolak balak, dan cara untuk memper erat tali sulaturrahim sesame warga desa. b. Perubahan (Change) yang terjadi pada pelaksanaan sedekah bumi di Desa Kedungmegarih terdapat pada proses pelaksanaannya, jika sebelumnya sedekah bumi dilakukan di tempat ibadah dengan cara mengadakan doa Bersama kemudian pada masa pandemi masyarakat melaksanakannya atas himbauan dari pemerintahan desa yakni membawa sesaji atau ambeng per RT satu untuk dibawa ke Balai Desa. Acara sedekah bumi biasanya sebelum ada pandemi sekedar dibacakan doa secara bersama-sama namun, Ketika pandemi sedekah bumi dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda. Masyarakat diwajibkan untuk mematuhi protokol Kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah acara. Proses acara diawali dengan istighosah kemudian pembacaan tahlil, kemudian pembacaan istighosah dan tahlil dilanjuutkan membaca doa bersama dengan tujuan ingin terhindar dari bencana, supaya warga Kedungmegarih selamat, sehat, Makmur dan sejahtera, serta harapan di hari kemerdekaan Indonesia bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi. Acara sedekah bumi diakhiri dengan doa bersama di Balai Desa serta meletakkan bubur sengkolo di tengah perempatan jalan.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Fila, OktaOktafila12@gmail.comE92216054
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorYaqin, Haqqulhaqqulyaqin@uinsby.ac.id113027201
Subjects: Kebudayaan Jawa
Keywords: Continuity and change; tradisi; sedekah bumi
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Studi Agama - Agama
Depositing User: Okta Fila Fila
Date Deposited: 05 Apr 2023 02:50
Last Modified: 05 Apr 2023 02:50
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/57633

Actions (login required)

View Item View Item