This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Qomariyah, Nur (2023) Studi analisis konsep permulaan hari Hijriyah jamaluddin Abd al Raziq dalam perspektif hukum Islam dan astronomi. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Nur Qomariyah_C06219024 ok.pdf Download (3MB) |
Abstract
Penentuan permulaan hari hijriyah adalah persoalan yang krusial bagi umat Islam. Terdapat dua pendapat yang masyhur dikalangan umat muslim mengenai titik awal permulaan hari, yakni saat terbitnya fajar dan tenggelamnya Matahari. Akan tetapi, pada dekade tahun 2000-an Jamāluddin ‘Abd al-Rāziq (seorang pemikir muslim asal Maroko) hadir dengan gagasannya yang menyatakan bahwa permulaan hari hijriyah di seluruh dunia dimulai saat pukul 00.00 UT. Skripsi ini menjawab pertanyaan yang dituangkan dalam dua rumusan masalah: Bagaimana konsep pemikiran Jamaāluddin ‘Abd al-Rāziq dalam penentuan permulaan hari hijriyah?, serta bagaimana konsep permulaan hari hijriyah menurut Jamaāluddin ‘Abd al-Rāziq dalam perspektif hukum Islam dan astronomi? Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan data primer berupa buku at-Taqwīm al-Qamary al-Islāmy al-Muwahhad karya Jamaāluddin yang telah diterjemahkan oleh Syamsul Anwar dan buku tafsir al-Munīr fī al-‘aqidah wa al-syarī’ah wa al-manhaj karya Wahbah az-Zuhaili untuk menafsirkan Q.S.al-Baqarah [02:187] dan Q.S. Yāsīn [36:40]. Sedangkan data skunder diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan permulaan hari hijriyah, beberapa jurnal seputar astronomi dan kalender Islam, artikel serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini untuk memperoleh data yang valid. Data penelitian ini dihimpun berdasarkan teknik studi pustaka (library research). Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif yang kemudian disusun secara sistematis hinggan menjadi sebuah data yang konkret mengenai konsep penentuan hari hijriyah Jamaāluddin. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis secara mendalam menggunakan teori hukum Islam dan astronomi. Hasil penelitian ini menyimpulkan: pertama, tidak adanya kecocokan antara konsep permulaan hari hijriyah menurut Jamaāluddin dengan dalil al-Qur’an dan hadis. Kedua, konsep permulaan hari Jamāluddin memiliki kesamaan dengan konsep hari dalam astronomi yang berdurasi 24 jam dengan penambahan 12 jam waktu siang hari pada zona 180 BT dan 12 jam waktu malam hari pada zona 180 BB. Sehingga satu hari satu malam bagi Jamaāluddin adalah 48 Jam. Sejalan dengan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk melakukan kajian ulang terhadap konsep permulaan hari Jamaāluddin dari segi dasar hukum syar’i agar dapat diterima oleh masyarakat muslim di seluruh dunia.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Astronomi Hukum Islam Falak |
||||||||
Keywords: | Permulaan hari; hukum Islam; astronomi | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ilmu Falak | ||||||||
Depositing User: | Nur Qomariyah | ||||||||
Date Deposited: | 23 Jun 2023 09:28 | ||||||||
Last Modified: | 23 Jun 2023 09:28 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/59357 |
Actions (login required)
View Item |