Kaum Difabel di Tengah Masyarakat Desa Ngilo-Ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Qomariyah, Tyas (2016) Kaum Difabel di Tengah Masyarakat Desa Ngilo-Ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (614kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (205kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (288kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (487kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (507kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (676kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (210kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (211kB) | Preview

Abstract

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana keberadaan kaum difabel di tengah sistem sosial masyarakat dan problematika kaum difabel di tengah sistem sosial masyarakat Desa Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo. Dari keberadaan kaum difabel dapat dilihat melalui status (pendidikan, pekerjaan, religiusitas), peranan, dan tujuan atau cita-cita. Sedangkan problematika kaum difabel di tengah sistem sosial yang dibahas adalah kemiskinan kaum difabel dan penyimpangan sosial.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pendekatan teori yang digunakan dalam melihat kaum difabel di tengah masyarakat Desa Ngilo-ilo adalah Fungsionalisme Struktural. Dalam Strukturalisme Fungsional terdapat dua teori untuk menganalisis realita sosial ini, yakni teori AGIL (Talacott Parsons) dan teori Anomi (Robert K. Merton).
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa: (1) keberadaan kaum difabel dalam kehidupan bermasyarakat atau sistem sosial cukup diharapkan. Karena kaum difabel dapat membantu pekerjaan masyarakat sekitar. Sebagian dari kaum difabel juga membantu perekonomian keluarganya. Dengan kemampuannya dalam bekerja sebagai petani dan peternak yang ulet dan rajin dapat menunjukkan bahwa status kaum difabel dalam pekerjaannya adalah diakui masyarakat. Walaupun pekerjaannya belum inovatif dan masih statis. Hal ini dapat diketaui dengan proses AGIL (Talcott Parsons). (2) problematika kaum difabel ditengah sistem sosial ada dua yaitu penyimpangan kepada kaum difabel dan kemiskinan. Penyimpangan sosial sangat terkait dengan anomi. Sedangkan Kemiskinan sepertinya sudah menjadi budaya para orang-orang difabel. Dari dahulu sampai sekarang dalam kondisi miskin. Kemiskinan membuat kualitas kehidupan mereka kurang baik. Sehingga kehidupan mereka dalam keadaan statis. Problematika kemiskinan ini belum terselesaikan atau tertangani secara menyeluruh sehingga mengganggu keteraturan sosial.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Qomariyah, Tyas-B75212069
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorIsmail, Muchammadismail.muchammad@gmail.com2003058001
Subjects: Sosiologi
Keywords: Difabel
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Depositing User: Tyas Qomariyah
Date Deposited: 25 Apr 2016 04:12
Last Modified: 13 Jan 2020 06:00
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/5957

Actions (login required)

View Item View Item