This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Amrozi, Azza Lutfianawati (2023) Tafsir ayat-ayat melajang dalam al-qur’an perspektif Sayyid Qutb. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Azza Lutfianawati Amrozi_E93219080.pdf Download (3MB) |
Abstract
Sebagaimana yang diketahui bahwa di masa sekarang lajang merupakan hal biasa bagi orang-orang baik wanita maupun laki-laki. Banyak orang memilih menunda menikah atau bahkan memilih untuk tidak menikah dengan bebagai alasan. Skripsi ini adalah hasil dari penelitian pustaka mengenai Melajang Dalam al-Qur’a>n Perspektif Sayyid Qut}b. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan jawaban atas polemik-polemik atau bagaimana ketentuan melajang dan juga analisa terhadap relevansi melajang dengan zaman sekarang.Rumusan masalah dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu 1) Bagaimana penafsiran Sayyid Qut}b terhadap ayat-ayat melajang, serta 2) Bagaimana relevansi penafsiran Sayyid Qut}b terhadap ayat-ayat melajang di masa sekarang. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan penafsiran Sayyid Qut}b terhadap ayat-ayat melajang, serta untuk menemukan relevansi penafsiran Sayyid Qut}b terhadap ayat-ayat melajang di masa sekarang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian library research (pustaka) yang dimaksud adalah penelitian yang bersumber data yang diambil dari buku-buku dan tulisan sebagai sumber utamanya. Penelitian ini juga merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan oleh metode sistematika dan pemikiran tertentu guna bertujuan untuk mempelajari beberapa masalah penafsiran ayat-ayat melajang dalam al-Qur’a>n dan relevansinya terhadap zaman sekarang. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variasi atau kategori melajang terdapat dua diantaranya karena takdir Allah dan pilihan hidup tidak menikah. Faktor penyebab melajang adalah karena belum menemukan pasangan yang pas, mempunyai penyakit menular, terdapat trauma mendalam dan beberapa faktor lainnya. Kontekstualisasi melajang dalam al-Qur’a>n perspektif Sayyid Qut}b, bahwasannya ayat anjuran menikah ini hukumnya sunnah sehingga menikah lebih baik. Namun Sayyid Qut}b berpendapat bahwa pesan yang terkandung dalam ayat anjuran menikah adalah wajib, maksud dari wajib adalah harus membantu orang yang masih sendirian untuk menikah apabila berkeinginan untuk menikah. Bukan memaksa orang-orang yang masih sendirian untuk menikah. Kata Kunci: Melajang, al-Qur’an, Sayyid Qutb
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Tafsir | ||||||||
Keywords: | Melajang; al-Qur’an; Sayyid Qutb | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir | ||||||||
Depositing User: | Azza Lutfianawati Amrozi | ||||||||
Date Deposited: | 02 May 2023 05:00 | ||||||||
Last Modified: | 02 May 2023 05:00 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/61796 |
Actions (login required)
View Item |