Overclaim melalui jasa promosi selebgram perspektif hukum jual beli Islam menurut Wahbah Az-Zuhaili dan Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Alfain, Nadhimatu Authoriyah (2023) Overclaim melalui jasa promosi selebgram perspektif hukum jual beli Islam menurut Wahbah Az-Zuhaili dan Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Nadhimatu Authoriyah_C95219053.pdf
Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini membahas tentang persoalan overclaim promosi yang dilakukan pelaku usaha berfokus pada penyampaian dan produk. Pada nyatanya banyak aspek-aspek kerugian yang diterima masyarakat karena tergiur dengan overclaim promosi pelaku usaha. Selanjutnya, penulisan ini bertujuan menjawab dua rumusan masalah yang tertuang pada tinjauan dampak overclaim dan analisis adanya promosi dengan metode overclaim sesuai dengan teori hukum jual beli Islam menurut Wahbah Az-zuhaili dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen. Data penelitian ini dibuat dengan menggunakan jenis kajian pustaka dengan metode kualitatif melalui teknik pengumpulan data, bersumber dari buku dan kumpulan jurnal ilmiah, yang selanjutnya disusun secara sistematis. Teknik pengumpulan data dilakukan denga tiga tahap yaitu editing, organizing dan analizing. Kemudian, menganalisis data-data tersebut lebih mendalam dengan menggunakan teknik penelitian kausal komparatif, sehingga data yang didapatkan menjadi konkrit. Data primer berupa Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan Hukum Jual beli Islam menurut Wahbah Az-zuhaili, lalu didukung dengan beberapa data sekunder yang diambil dari jurnal ilmiah, berita dan buku-buku yang relevan dengan penelitian yang diangkat. Hasil dari penelitian ini sampai pada kesimpulan: pertama, promosi dengan menggunakan metode overclaim terbagi pada dua jenis yaitu dalam penyampaian promosi dan produknya yang diukur pada fungsi maupun kandungan bahan. Penggunaan metode overclaim pada promosi perspektif Undang-undang perlindungan konsumen sesuai dengan penjelasan pada Pasal 8 ayat (1) huruf D sebagai hal pelanggaran terhadap hak dan kewajiban pelaku usaha apabila mengakibatkan bahaya pada asas kenyamanan, keamanan dan keselamatan pada konsumen. Begitupun pada hukum jual beli Islam yang dijelaskan oleh Wahbah Az-zuhaili bahwasannya proses promosi dalam jual beli yang baik sesuai dengan prinsip syariah yang jujur, transparan dan menjelaskan apadanya. Kedua, sesuai analisis dampak pelaku usaha menggunakan promosi dengan metode Overclaim digarisbesarkan pada pelanggaran asas yang mengakibatkan kerugian khususnya pada konsumen dan banyak mengandung kemudzaratan jika menggunakannya, seperti berkurangnya kepercayaan pada produk dimata masyarakat. Sejalan dengan kesimpulan, maka penulis menyarankan: Pertama, alangkah baiknya pembinaan dan pengawasan dari pemerintah yang bertugas untuk para pelaku usaha dalam rangka perlindungan konsumen dengan meninjau kembali produk dan/atau jasa dan sistem promosi pelaku usaha, apakah telah sesuai prosedur yang berlaku. Kedua, konsumen sebagai objek yang mendapat perlindungan lebih, haruslah lebih peka terhadap produk dan/atau jasa, terlihat tidak sesuai dengan apa yang telah dipromosikan agar melaporkan hal tersebut jika merugikan sekecil apapun kerugiannya, supaya produk tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan menjadi suatu efek jera dari sisi pelaku usaha. Sehingga, jika terlaksana dengan baik, maka harapannya sangat minim pelaku usaha yang melakukan kecurangan.