Peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum merdeka di SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang CIS ID 113

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ningrum, Dyah Wahyu Arifah (2023) Peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum merdeka di SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang CIS ID 113. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Dyah Wahyu Arifah Ningrum_D93219071.pdf
Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini difokuskan pada Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang CIS ID 113, dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum merdeka. (2) Faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah dalam implementasi kurikulum merdeka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu dari observasi, wawancara dan dokumentasi dengan informan yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan komite pembelajar. Penelitian ini menggunakan tiga analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menjunjukan bahwa (1) Peran kepala sekolah dalam implementasi kurikulum merdeka di SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang CIS ID113 antara lain yaitu menyusun perencanaan implementasi kurikulum merdeka dengan menyiapkan dan memberikan penguatan SDM sekolah, pendampingan penyusunan KOS, penyusunan ATP dan TP, penyusunan modul ajar dan rancangan pembelajaran, dan pendampingan pengembangan projek penguatan profil pelajar pancasila. Kemudian kepala sekolah melakukan pengorganisasian implementasi kurikulum merdeka dengan adanya pembagian tugas dan tanggungjawabnya masing-masing, sehingga implementasi kurikulum dapat efektif dan lebih tergorganisir. Selain itu, kepala sekolah juga memberikan fasilitas baik sarana dan prasaran yang mendukung IKM di sekolah. Selanjutnya kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi dengan mengadakan rapat secara rutin atau diskusi. (2) Faktor pendukungnya yaitu adanya fasilitas yang mendukung, adanya koordinasi yang baik, adanya reward dan punishment. Sedangkan Faktor penghambatnya yaitu terdapat guru yang kurang memahami dan melek teknologi sehingga pembelajaran kurang berinovasi dan masih belum berorientasi ke kurikulum merdeka.