Optimalisasi aspek pola operasi, kelembagaan, dan pelanggan layanan lumpur tinja terjadwal: studi kasus Unit Pelaksana Teknis Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Lamongan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Dewi S., Eka Rahma (2023) Optimalisasi aspek pola operasi, kelembagaan, dan pelanggan layanan lumpur tinja terjadwal: studi kasus Unit Pelaksana Teknis Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Lamongan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Eka Rahma Dewi S_H05219006 ok.pdf
Download (4MB)

Abstract

Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) merupakan salah satu program dari implementasi tujuan SDGs 2030 terhadap sanitasi lingkungan. UPT IPLT Lamongan melaksanakan program LLTT sejak tahun 2022. Program LLTT yang dijalankan mempunyai ketidaksiapan dalam tiga aspek dari komponen keberhasilan program LLTT, antara lain: aspek pola operasi, kelembagaan, dan pelanggan. Komponen keberhasilan yang belum dilaksanakan tersebut berpengaruh terhadap permintaan yang rendah. Permintaan yang rendah menjadikan 85% dari kapasitas terbangun UPT IPLT Lamongan tidak digunakan (idle capacity). Tujuan penelitian ini untuk mengoptimalkan implementasi dari aspek pola operasi, kelembagaan dan pelanggan yang menjadi komponen keberhasilan LLTT. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan data yang diperoleh dari kuisioner. Hasil analisa kondisi eksisting menunjukkan aspek pola operasi berjalan dengan sistem on call basic, tidak terdapat pola penjadawalan, rute, dan pola penyedotan, serta armada yang dimiliki kurang. Pada aspek kelembagaan menunjukkan regulasi yang berjalan tidak mengatur mengenai LLTT, dan SDM tersedia hanya 5 orang, selain tenaga armada pengangkutan dan laboratorium. Pada aspek pelanggan, sebagian besar masyarakat tidak melakukan penyedotan dan mengetahui program LLTT. Program LLTT dioptimalisasikan dengan target melayani 6.511 rumah dalam 3 tahun pada 9 kelurahan/desa menggunakan pola penyedotan tetap yaitu 2 m3. Armada pengangkutan dapat dipenuhi melalui kerjasama dengan pihak swasta. Hasil analisa SDM yang dibutuhkan adalah 13 orang dan diperlukan peningkatan keahlian melalui pelatihan khusus. Peraturan yang berjalan dapat diefektifkan dengan menambahkan ketentuan mengenai LLTT. Sosialisasi mengenai program LLTT kepada masyarakat perlu ditingkatkan melalui kerjasama dengan pihak kesehatan dalam wilayahnya.