Hati sebagai pusat spiritualitas dalam pemikiran psikologi moral Robert Frager

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Ridok, Ridok (2016) Hati sebagai pusat spiritualitas dalam pemikiran psikologi moral Robert Frager. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img]
Preview
Text
Cover.pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text
Abstrak.pdf

Download (449kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Isi.pdf

Download (440kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 1.pdf

Download (541kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 2.pdf

Download (501kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 3.pdf

Download (584kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 4.pdf

Download (609kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 5.pdf

Download (452kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf

Download (460kB) | Preview

Abstract

Sebagai manusia, ia sendiri masih menganggap bahwa dirinya adalah sebuah misteri. Ia benar-benar tidak memahami tentang dirinya yang memiliki hati. Mengenai hati (ruh, jiwa dan nafs), ia begitu serius mempermasalahkannya karena sudah cukup abstrak, dan banyak para sarjana yang memperdebatkannya. Salah satunya adalah Robert Frager, ia memahami bahwa hati manusia merupakan makhluk spiritual dan misteri. Hati inilah tidak dapat dipisahkan dengan lainnya bahkan, hati saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Hati manusia juga memiliki gradasi kondisi yang menandakan tingkat spiritualitasnya. Robert Frager membagi gradasi tersebut menjadi 4 (empat) bagian, yakni: Pertama, Dada (S}adr), dada secara langsung dipengaruhi oleh kata-kata dan perilakunya. Ia dipelihara dengan ibadah, doa, derma, pelayanan, serta pengamalan prinsip dasar dari semua agama. Dengan perilaku positif, dada menjadi berkembang dan cahaya amaliah menjadi tumbuh. Kedua, hati (Qolb) ketika dada telah dibersihkan dan hati telah terbuka, ia mulai mampu melampaui permukaan luar dan merasakan apa yang tersembunyi di dalam. Ketiga, hati-lebih-dalam (Fu’a>d) hati lebih dalam adalah tempat pengelihatan batiniah dan inti cahaya makrifat. Makrifat berarti “kearifan batiniah” atau “pengetahuan hakikat spiritual.” Keempat, lubuk-hati-terdalam (Lubb) luas dan cahaya lubuk hati terdalam, atau hatinya hati, tidak berpikiran terhadap sesuatu kecuali yang hadir adalah Allah. Ia bagaikan sumbu raksasa yang tak bergeming, sementara segala sesuatu berputar mengelilinginya. Berdasarkan pemaparan di atas tersebut, terlihat bahwa penelitian kepustakaan (library research) ini bertujuan untuk menjelajahi bagaiman pemikiran Robert Frager tentang dunia tasawuf. Untuk menunjang penelitian tersebut, metode analisis yang penulis gunakan adalah deskriptif, kesinambungan historis, interpretatif dan komparatif. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang konkrit mengenai pemikiran Robert Frager yang dimaksud. Meski menjadi psikolog, Robert Frager bukan seorang yang menjadikan akan sebagai satu-satunya dimensi kebenaran karena ia pun percaya terhadap kebenaran wahyu. Lebih jelasnya, ia adalah seorang neo-sufisme yang meletakkan esoterisme tetap dalam koridor syari’at. Konsep tasawufnya tidak hanya dipersembahkan untuk tujuan ilahiahnya semata, namun juga untuk memperbaiki keimanan umat Islam yang sudah kacau. Hal inilah yang membuat kesulitan untuk membedakan antara ajarannya tentang teologi dan tasawufnya.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Ridok, RidokUNSPECIFIEDE01209035
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorRiyadi, Abdul KadirUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: Filsafat > Filsafat Agama
Keywords: Tasawuf; Robert Frager; psikologi moral
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Filsafat Agama
Depositing User: Editor : Ummir Rodliyah------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 24 Mar 2016 03:29
Last Modified: 30 Oct 2024 01:01
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/6444

Actions (login required)

View Item View Item