Kepemimpinan Rasulullah dalam teori Ohio dan Michigan

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Alwi, Khanabi (2023) Kepemimpinan Rasulullah dalam teori Ohio dan Michigan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Khanabi Alwi_A02219020.pdf
Download (2MB)

Abstract

Penelitian berjudul Kepemimpinan Rasulullah dalam Perspektif Teori Ohio dan Michigan memiliki tiga bahasan utama yaitu: 1. Bagaimana Teori Kepemimpinan Ohio dan Michigan? 2. Bagaimana Sejarah Kepemimpinan Rasulullah? 3. Bagaimana Kepemimpinan Rasulullah Dalam Perspektif Teori Ohio dan Michigan? Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi dan sosiologi sebagai ilmu bantu penelitian. antropologi digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam penelitian ini untuk membaca tradisi dan budaya bangsa Arab khususnya kota Madinah pada saat itu. pendekatan sosiologi digunakan untuk mengetahui kondisi sosial bangsa Madinah, dan orang-orang yang masih dalam lingkup kepemimpinan Rasulullah pada masa tersebut. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Titik temu penelitian ini adalah: 1) Teori Ohio menggunakan istilah, “pemrakarsa struktur dan konsideran”. Sedangkan, teori Michigan menggunakan isitlah “sistem 1-4”. 2) Sejarah Kepemimpinan Rasulullah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga fase, Sebelum Madinah, Periode Madinah, dan Fathul Mekkah. 3)Kepemimpinan Rasulullah apabila dilihat baik dari teori Ohio, maupun Michigan, menunjukkan bahwa Nabi bukanlah sosok yang stabil dalam memimpin, kondisi dan situasi yang terjadi juga mempengaruhi beliau dalam mengambil keputusan. Setidaknya, teori Ohio menyorot bahwa Nabi Muhammad merupakan sosok yang tinggi konsideran ketika dalam perang dan tinggi pemrakarsa struktur ketika berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut perdamaian. Beliau akan meminta saran ketika dalam peperangan. Dalam teori Michigan, terdapat pola bahwa Nabi Muhammad lebih sering menunjukkan gaya partisipatif, tetapi beliau menjadi otoriter ketika berkaitan dengan perdamaian. Ini merupakan indikasi bahwa beliau bukanlah sosok yang haus darah, dan beliau merupakan sosok yang menjunjung tinggi perdamaian apabila dilihat dari teori Ohio dan Michigan