Interaksi sosial lintas agama pegawai kementrian agama Kota Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Agzah, Lanina Puspita Lotusia Permata (2023) Interaksi sosial lintas agama pegawai kementrian agama Kota Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Lanina Puspita Lotusia Permata Agzah_E02219018.pdf
Download (4MB)

Abstract

Interaksi Sosial Lintas Agama Pegawai Kementerian Agama Kota Surabaya tergolong harmonis dan mempunyai jiwa toleransi yang tinggi, dan juga sikap gotong royong terbilang baik. Skripsi ini bertujuan mengungkap sebuah praktik interaksi sosial yang dilakukan lintas Agama pegawai di kantor Kementrian Agama Kota Surabaya dalam lingkungan kerja. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif yaitu dengan cara mengumpulkan data berdasakan observasi ke tempat lokasi dan wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi dan dokumen resmi lainnya. dengan menggunakan Teori Talcott Parson. Teori ini mempunyai empat tipe yaitu sistem budaya, sistem sosial, sistem kepribadian, dan sistem organisme perilaku. Dimana empat tipe ini berkaitan dengan interaksi sosial. Misalnya pada tindakan pada tipe budaya dimana di dalam kantor kementerian Agama membuat ciri khas nya sendiri yang belum tentu ada di kementerian Agama di Kota lain. Kementerian Agama membuat Gazebo Moderasi sebagai bentuk wadah menampung aspirasi kader kader Lintas Agama. Pola interaksi sosial Lintas Agama Pegawai Kementerian Agama Kota Surabaya terbilang harmonis dan selalu menjaga toleransi dari dulu sampai sekarang. Kementerian Agama Kota Surabaya memiliki program yaitu Pelatihan penguatan moderasi beragama (PPMB), program ini menyerukan untuk menumbuhkan jiwa toleransi saja namun tidak hanya melihat masalah kehidupan keagamaan dari satu prespektif. Peserta diajak membongkar asumsi dan membangun prespektif, menyelami sketsa kehidupan beragama, memahami nilai-nilai universal dalam Agama, serta menguatkan wawasan kebangsaan. Bagaimana seorang ASN (Aparat Sipil Negara) semestinya bersikap. Pelatihan penguatan moderasi beragama ini juga di dalamnya membahas sejumlah nilai utama moderasi beragama mulai dari makna adil dan berimbang, memartabatkan manusia, kemaslahatan umum, ketaatan pada konstitusi, hingga penghargaan terhadap tradisi yang kita miliki sebagai warisan yang harus di jaga dan di hormati. Kontak sosial pegawai lintas Agama ini terjadi karena adanya kerja sama di dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti pada peringatan Maulid Nabi SAW semua pegawai memeriakan acara peringatan tersebut tanpa memandang budaya keagamaan masing-masing individu, bahkan pegawai Non muslim ikut serta mengikuti lomba menghias tumpeng dari buah-buahan yang sudah menjadi khas saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. kemudian komunikasi antar Lintas Agama Pegawai kementerian Agama Kota Surabaya ini terjadi karena adanya kontak sosial juga karena adanya kepentingan kerja atau intensitas kerja. Biasanya komunikasi terjadi pada saat kegiatan sosial keagamaan dilaksanakan seperti di dalam acara doa lintas Agama yang dilaksanakan satu bulan sekali di tanggal 17, mereka semua terlibat sebagai panitia dan lain sebagainya sesuai dengan bidang masing-masing sehingga tidak mungkin jika tidak adanya komunikasi antar umat beragama. Sedangkan faktor penghambat terjadinya interaksi sosial yaitu karena adanya intensitas pekerjaan yang tinggi sehingga kadang itu setiap berkegiatan ada salah satu yang tidak bisa hadir. Masih ada ruang yang beda itu bisa menjadi kendala, jadi mereka berada dalam ruang yang berbeda-beda sesuai dengan devisi masing-masing. Sedangkan faktor pendukung interaksi sosial karena adanya kesamaan pandang terhadap sesama manusia Ada beberapa kegiatan yang sifatnnya bisa di ikuti pegawai lintas Agama, contoh senam bersama, raker, kadering, seminar, pembinaan. Itu semua pegawai dari berbagai Agama kita wajibkan ikut semua dengan bidangnya masing-masing.