This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Fitri, Irgi Rahma (2024) Tinjauan penologi dan hukum pidana Islam terhadap pasal 81 Undang-Undang nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Irgi Rahma Fitri_05020320042 full.pdf Restricted to Repository staff only until 12 February 2027. Download (2MB) |
|
Text
Irgi Rahma Fitri_05020320042.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kekerasan seksual merupakan tindakan serius yang melanggar hak asasi manusia, mencakup pemerkosaan, pelecehan seksual, pencabulan, eksploitasi, dan kekerasan dalam hubungan intim. Meskipun jumlah pengaduan menurun, temuan dari Catatan Tahunan Komisi Nasional Perempuan 2023 menunjukkan bahwa kekerasan seksual masih berdampak signifikan, terutama pada anak-anak. Kurangnya efek jera terkait pelaku yang belum merasa jera menandakan perlunya evaluasi terhadap aturan dan sanksi yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif untuk mengkaji sistem pemidanaan dengan fokus pada analisis teks hukum, norma hukum, dan peraturan hukum. Sumber data berasal dari bahan hukum primer. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, dan pengolahan data.Teknik analisis data yang digunakan adalah kualitatif, dengan model penelitian deduktif untuk menguji hipotesis atau teori yang telah dirumuskan sebelumnya. Pasal 81 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 perspektif penologi membahas pemidanaan pidana penjara berdasarkan keadilan retributif dan utilitarianisme, serta alternatif pidana denda. pembahasan juga mencakup sanksi kebiri, yang masih kontroversial dianggap sebagai opsi dalam hukum untuk mencapai pembalasan. Pasal 81 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 kekerasan seksual dalam hukum pidana Islam dikenakan jarimah Ta’zir diberlakukan untuk mencapai efek jera untuk mewujudkan kemaslahatan umat. Dalam perspektif hukum pidana Islam, para ulama menyetujui penanganan kasus ini dengan mengikuti aturan yang berlaku di setiap negara. Dalam analisis Hukum Pidana Islam masih ada kekurangan dalam penerapan hukuman Ta’zir terhadap pelaku. Orientasi pemidanaan secara Ta’zir di Indonesia masih cenderung pada pidana fisik, terutama pidana penjara yang seringkali dianggap tidak efektif dan tidak memberikan keuntungan yang baik bagi korban dan masyarakat dan cenderung menguntungan pelaku yang dikhawatirkan akan mengulangi kejahatannya kembali. Oleh karena itu, diharapkan oleh penulis pemidanaan di masa depan mempertimbangkan penggunaan pidana denda yang nantinya uang denda tersebut diberikah sepenuhnya kepada korban bukan ke negara. Pidana penjara dan denda ini tidak hanya memberikan keadilan bagi semua pihak tetapi juga dapat mengatasi masalah over capacity penjara yang menjadi permasalahan serius di Indonesia menurut para ulama’.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Anak Hukum > Hukum Pidana Islam |
||||||||
Keywords: | Penologi; hukum pidana Islam; pasal 81 Undang-Undang nomor 17 tahun 2016; perlindungan anak | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Pidana Islam | ||||||||
Depositing User: | Irgi Rahma Fitri | ||||||||
Date Deposited: | 12 Feb 2024 05:07 | ||||||||
Last Modified: | 12 Feb 2024 05:07 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/68415 |
Actions (login required)
View Item |