This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Rodhi, Achmad Isnaini (2024) Analisis metode istinbat antara Wahbah al Zuhaili dengan Siti Musdah Mulia tentang hak dan kewajiban istri kepada suami. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Achmad Isnaini Rodhi_05040520044.pdf Download (4MB) |
|
Text
Achmad Isnaini Rodhi_05040520044_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 13 May 2027. Download (4MB) |
Abstract
Fokus utama skripsi ini mengkaji analisis metode istinbath antara Wahbah Al-Zuhaili dengan Siti Musdah Mulia tentang hak dan kewajiban istri kepada suami. Hak berasal dari bahasa Arab "al-haqq" yang memiliki beberapa arti: "ketetapan yang tidak bisa dipungkiri" atau "kebenaran (lawan kata dari kebatilan). Hak adalah Suatu kekhususan yang karenanya ditetapkan oleh syara' sesuatu kekuasaan dan suatu hukum yang telah di tetapkan secara syara'. Sedangkan kewajiban bentuk tanggung jawab moral maupun hukum atas masalah tertentu. Dalam hidup individu, hak dan kewajiban harus berjalan bersamaan dan mencapai keseimbangan. fokus pembahasan penelitian ini membahas tentang hak dan kewajiban istri kepada suami menurut dua tokoh kontemporer yaitu Wahbah Al-Zuhaili dengan Siti Musdah Mulia. Metode penelitian yang diterapkan adalah normatif, di mana penelitian ini menggunakan bahan-bahan kepustakaan sebagai sumber data. Sumber data primer penelitian ini adalah sebagai berikut: Fiqih islam wa adilatuhu kitab karangan Wahba Al-Zihaili, dan Keadilan Kesetaraaan Gender (Perspektif Islam) buku karangan Siti Mudah Mulia. Sumber sekunder merupakan sumber penguat dan pendukung data primer dan yang berkaitan dengan penelitian penulis. Di antaranya yaitu buku-buku yang berkaitan dengan tema penelitian dan juga karya ilmiah. Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis komparatif. Dalam hal ini penulis akan menguraikan fakta yang ada dan objek yang diteliti secara sistematis. Pada penelitian ini terdapat tiga kesimpulan. Pertama, Istilah hak bisa diartikan milik atau ketetapan, sedangkan istilah kewajiban adalah bagian menurut Wahba Al-Zuhaili. Kedua, menyuarakan keadilan gender, ketidaksetaraan, kesenjangan, dan ketidak memihak satu sama lain. jelas menunjukkan perilaku dan tindakan yang sangat mengunggulkan pihak laki-laki dan sangat merendahkan pihak wanita. Ketiga, Zuhaili hak dan kewajiban bisa di artikan milik ketetapan dan istilah kewajiban adalah bagian dan ditetapkan oleh syara’. Sedangkan menurut Siti Musdah Mulia hak dan kewajiban itu dilihat dari kesetaraan gender perempuan dan laki-laki Sejalan dengan kesimpulan diatas, penulis menyarankan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah solusi atau pemahaman bagaimana hak dan kewajiban istri kepada suami dalam konteks dalam islam dan keseteraaan gender.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum Islam Hukum Islam > Perkawinan Keluarga > Keluarga Islam |
||||||||
Keywords: | metode istinbath; Wahbah al Zuhaili dengan Siti Musdah Mulia; hak dan kewajiban istri kepada suami | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab | ||||||||
Depositing User: | Achmad Isnaini Rodhi Ody | ||||||||
Date Deposited: | 13 May 2024 03:59 | ||||||||
Last Modified: | 13 May 2024 03:59 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/70024 |
Actions (login required)
View Item |