Konstruksi Kiai di Pamekasan tentang Sabilillah sebagai Mustahiq Zakat

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Wahed, Abdul (2023) Konstruksi Kiai di Pamekasan tentang Sabilillah sebagai Mustahiq Zakat. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Abdul Wahed_F23416104 OK.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Abdul Wahed_F23416104 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 6 July 2027.

Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh anggapan Kiai sebagai tokoh agama dan juga tokoh sosial. Tradisi masyarakat Madura menganggap Kiai sebagai pemegang otoritas keagamaan termasuk masalah zakat. Sabilillah sebagai mustahiq zakat memberikan kesan ambigu dalam posisi Kiai sebagai penerima zakat, sehingga layak dipertanyakan. Rumusan penelitian ini ; pertama Bagaimana konsep fi sabilillah sebagai mustahiq zakat dalam pemahaman Kiai di Pamekasan. Kedua, Bagaimana Kiai Pamekasan mengkonstruksi konsep fi sabilillah sebagai mustahiq zakat?. Ketiga, Bagaimana otoritas Kiai Pamekasan dalam menkonstruksi konsep fi sabilillah sebagai mustahiq zakat?. Jenis penelitian ini adalah deskriptif-analisis. Sifat penelitian ini adalah sosiologis. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan enomenologis (phenomenological approach). Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumentasi, kemudian dianalisia dengan menggunakan model analisis interaktif dengan tiga kegiatan: data reduction (reduksi data), data display (display data), dan conclusion drawing (kesimpulan).Temuan disertasi ini adalah: pertama, Pemahaman Kiai Pamekasan tentang fi sabilillah sebagai mustahiq zakat telah mengalami proses internalisasi, yaitu, mereka sepakat untuk memperluas arti fi sabilillah bukan hanya berupa peperangan fisik dengan kaum kafir tetapi juga menjangkau segala jenis sabilil khair dalam perjuangan untuk meninggikan agama Islam. Kedua, Kiai Pamekasan mengkonstruksi fi sabilillah sebagai mustahiq zakat dengan tiga cara; satu ekternalisasi, yaitu keadaan ekternal yang mempengaruhi mental dan pemikiran Kiai dalam memahami fi sabilillah sebagai mustahiq zakat baik sebelum, pada saat atau sesudah Kiai menduduki posisi sosialnya yang sekarang. dua, obyektivasi, yaitu pemahaman yang sudah obyektif dalam benak Kiai dalam mengonstruksi fi sabilillah sebagai mustahiq zakat. Dan tiga, internalisasi, yaitu Kiai memberikan proses internalisasi kepada masyarakatnya tentang perluasan makna fi sabilillah sebagai mustahiq zakat dan menjadi contoh pelaksanaannya dalam komunitas masyarakatnya masing. Temuan Ketiga, Kiai sebagai pemegang otoritas rasional substantif mengembangkan pemahaman fi sabilillah ini dengan makna yang lebih luas. Karena masyarakat meyakini bahwa Kiai merupakan tokoh sentral dalam kehidupan sosial mereka dan diyakini lebih utama memberikan zakatnya kepada Kiai. Hasil konstruksi ini memberikan pemahaman bahwa dalam proses internalisasi Kiai sangat butuh terhadap peran pemerintah sebagai pemegang otoritas rasional legal pengembangan dan perberdayaan zakat. Dalam proses internalisasi ini, perilaku Kiai sangat berpengaruh dalam perubahan arah hukum sosial kehidupan masyarakat.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Wahed, Abdulawahed@gmail.comF23416104
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorHilmy, Masdarmasdar.hilmy@gmail.com2002037104
Thesis advisorSyafaq, Hammis--2016017502
Subjects: Zakat
Keywords: Konstruksi; Kiai; Sabilillah; Mustahiq; Zakat.
Divisions: Program Doktor > Studi Islam
Depositing User: A. Wahid A. Wahid
Date Deposited: 06 Jul 2024 01:13
Last Modified: 06 Jul 2024 01:13
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/70363

Actions (login required)

View Item View Item