This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Dinurriyah, Itsna Syahadatud (2013) ANALISA TENTANG KONSTRUKSI GENDER DALAM PERTARUNGAN SIMBOLIK DI MEDIA MASSA. Penelitian Individu.
|
Text
excutive summary istna.pdf Download (153kB) | Preview |
Abstract
Dominasi laki-laki dalam pemikiran dan segala aspek kehidupan menumbuhkan sikap kritis perempuan sehingga muncul gerakan feminisme. Pengkritisan terhadap peran publik dan domestik, posisi superior dan inferior, memunculkan gerakan feminisme yakni gerakan sekelompok perempuan menuntut kesetaraan gender. Mereka melakukan pertarungan untuk menghilangkan female modesty pada diri perempuan agar diperoleh kesataraan gender. Pertarungan tersebut tidak dilakukan secara fisik akan tetapi dengan melalui bahasa yang oleh Bourdieu disebut sebagai pertarungan simbolik. Pertarungan itu terjadi di media massa.Melalui media massa, laki-laki menyerang perempuan. Mereka, penulis laki-laki mencounter gerakan perempuan dengan menggunakan kode-kode kebahasaan yang menghadirkan fakta bahwa gerakan perempuan belum total. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh eksplanasi tentang Bentuk verbal konstruksi gender dalam pertarungan sombolik di media massa yang meliputi (1) bentuk eufimisasi dan (2) bentuk sensorisasi konstruksi gender dalam pertarungan sombolik di media massa.Untuk mengkaji proses konstruksi gender tersebut, penelitian ini menggunakan rancangan hermeneutika. Dalam kegiatan analisis data, peneliti melibatkan proses deskripsi, interpretasi dan eksplanasi makna dan fungsi perilaku manusia. Proses deskripsi dilakukan dalam rangka untuk menganalisis aspek tekstual. Berdasarkan data dan analisis penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam praktik konstruksi jender, pelaku konstruksi jender menggunakan strategi pemilihan kata-kata yang mampu menutupi realitas kekerasan reproduksi social. Diksi yang digunakan pelaku konstruksi jender untuk menyembunyikan kekerasan simboliknya adalah diksi yang mengkonstruk kepercayaan, kewajiban, kesetian, sopan santun, pemberian, hutang, pahala atau belas kasihan yang berbeda dalam hirarki laki-laki dan perempuan melalui pemilihan kata, istilah, dan frase. Dalam kaitannya dengan konstruksi jender, gaya eufimisasi laki-lakidan perempuan disikapi sebagai proses pembentukan peran laki-laki dan perempuan sehingga tereksternalisasi menjadi suatu kaidah budaya. Laki-laki sebagai kelompok dominan melakukan pemertahanan doxa dan perempuan menciptakan doxa. Agar tidak tampak sebagai suatu bentuk kekerasan, proses konstruksi jender laki-laki dan perempuan tersebut di lakukan dengan menggunakan gaya penggantian, penetralisasian makna umum, dan pendefinisian distingtif.Bentuk sensorisasi yang digunakan pelaku konstruksi jender untuk mempertahankan dominasi adalah dengan konseptualisasi dan rekonseptualisasi “moral kehormatan” laki-laki dan perempuan. Untuk menyembunyikan tujuannya, konseptualisasi dan rekonseptualisasi “moral kehormatan” dilakukan pelaku konstruksi jender dengan jalan pelestarian nilai kesantunan, kesucian, dan kedermawanan, yang dipertentangkan dengan “moral rendahan” yaitu kekerasan, kriminal, ketidakpastian, asusila, dan kerakusan.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Article | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | Itsna Syahadatud Dinurriyah | ||||||
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Gender Media Massa |
||||||
Keywords: | Gender; pertarungan simbolik; media massa | ||||||
Divisions: | Karya Ilmiah > Laporan Penelitian | ||||||
Depositing User: | Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 29 Jun 2016 06:03 | ||||||
Last Modified: | 29 Jun 2016 06:03 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/7164 |
Actions (login required)
View Item |