Ru'yatullah fi al Akhirah: dirosah 'an Tafsir Ruuhu al Ma'ani li al Alusi

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Islamiyah, Islamiyah (2012) Ru'yatullah fi al Akhirah: dirosah 'an Tafsir Ruuhu al Ma'ani li al Alusi. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Islamiyah_E53208016 ok.pdf
Download (3MB)

Abstract

Di kalangan ulama' mufassirin terdapat beragam pemahaman tentang Mclihat Allah di Akhirat (sebagaimana halnya yang terjadi di kalangan mutakallimin). Hal itu berhubungan dengan beragamnya mereka dalam mengambil dalil dari sebuah ayat dalam al-Qur'an dan beragamnya mereka dalam menafsiri ayat-ayat tersebut. Baik dari segi corak penafsiran, metode, dan sebagainya. Demikian juga dengan Melihat Allah di Akhirat menurut Imam al-Alusi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat al-Alusi tentang Melihat Allah di Akhirat. Di samping itu, kemudian dapat mengetahui pendapat-pendapat para Mufassir lain berdasarkan penafsiran ayat al-Qw-'an dari para Mufassir tersebut. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa konsep Melihat Allah di Akhirat merupakan paham aqidah yang menjadi polemik dalam jangka panjang hingga saat ini. Perbedaan paham inipun tidak hanya ditemukan dalam kalangan mutakallimin saja. Namun, di kalangan para mufassirpun dapat dilihat adanya perbedaan dalam memahaminya. Untuk mengetahui masing-masing dari perbedaan pendapat mufassir tersebut, dilakukan dengan kajian terhadap penafsiran mereka dalam ayat-ayat al-Qur'an yang berhubungan dengan Melihat Allah di Akhirat. Kemudian difokuskan pada penafsiran al-Alusi. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisa diskripsi. Yakni, dengan menggambarkan secara detail pendapat imam al-Alusi tentang Melihat Allah di Akhirat melalui penafsiran dalam kitab tafsir karya dari Beliau. Kitab "Ruuhu al-Ma'ani fi tafsiri al-adzim wa Sab'i al-Matsani". Data yang ditemukan menunjukkan bahwa pendapat beliau tentang Melihat Allah di Akhirat adalah jaiz. Sebagaimana golongan Asy'ariyah juga berpendapat demikian. Hal ini bukanlah semata-mata kama beliau arlalah Sunni Asy'ari melainkan karna pemahan beliau sendiri dalam menafsiri ayat-ayat yang berhubungan dengan Melihat Allah (sebagaimana yang diketahui beliau adalah orang yang ahli dalm ilmu Nahwu, Balaghoh dan juga bahasa Arab), yang kemudian dikuat dengan pendapat golongan Asy' ari.