Quo vadis epistimologi tafsir kontemporer: kritik atas pemikiran Fazlur Rahman dalam penafsiran al-Quran

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rosy, Fathor (2022) Quo vadis epistimologi tafsir kontemporer: kritik atas pemikiran Fazlur Rahman dalam penafsiran al-Quran. PhD thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Fathor Rosy_F03218031.pdf
Restricted to Repository staff only until 28 October 2027.

Download (2MB)
[img] Text
Fathor Rosy_F03218031 full.pdf

Download (5MB)

Abstract

Epistimologi penafsiran Fazlur Rahman menjadi salah satu model metode penafsiran al-Qur’an yang banyak dianut oleh para pengkaji al-Qur’an kontemporer. Rahman dianggap sebagai tokoh yang representatif untuk mewakili pemahaman al-Qur’an yang relevan dengan kebutuhan masyarakat kontemporer melalui metode double movement. Metode ini dianggap sebagai cara dalam memahami al-Qur’an melalui proses kontekstualisasi yang mewakili semangat epistemologi tafsir kontemporer secara keseluruhan. Popularitasnya dalam kajian al-Qur’an kontekstual menafikan problem yang terkandung dalam metode penafsiran tersebut yang mengabaikan pesan al-Qur’an yang terkandung dalam rangkaian ayatnya. Untuk itu, disertasi ini menjawab permasalahan sebagai berikut; 1) Bagaimana hakikat wahyu al-Qur’an menurut Fazlur Rahman?, 2) Bagaimana metode penafsiran double movement Fazlur Rahman?, 3) Bagaimana validitas metode penafsiran double movement Fazlur Rahman?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik penelitian studi pustaka. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa wahyu menurut Rahman bersifat internal yang melibatkan pemahaman Nabi terhadap gagasan yang terkandung dan diaktualisasikan dalam bahasa Nabi. Proses aktualisasi ini menunjukkan al-Qur’an sejak awal berkaitan dengan realitas historis, sehingga pemahaman atasnya, diharuskan melibatkan momen historis. Proses historis dalam proses interpretasi melibatkan konsep ratio-legis yang diaplikasikan ke dalam konteks kekinian dengan menekankan prinsip keadilan. Cara ini disebut Rahman dengan gerakan ganda (double movement). Model metode Rahman dapat dibenarkan secara pragmatis, tetapi tidak koheren dan tidak menunjukkan korespondensinya dengan makna yang terkandung dalam ayat yang ditafsirkan. Kegagalan metode ini dalam uji validitas menunjukkan ketidak efektifan model penafsiran kontemporer yang lebih menekankan konteks dari pada makna dan pesan asli yang dikehendaki teks. Bahkan, perhatian yang dominan terhadap teks dalam ayat hukum menghilangkan tadarruj fi al-h}ukm yang telah mapan dan terbukti validitasnya. Atas dasar ini, penelitian ini mengajukan konsep single movement dalam penafsiran al-Qur’an untuk menjaga makna dan pesan yang dikehendaki Allah dan menghidari penafsiran yang bersifat arbiter (sewenang-wenang). Identitas ini juga ditemukan oleh Mustaqim dan Rasyid aspek yang berbeda. Mustaqim menemukan gaya “semena-mena” Rahman dalam model pemahaman tematik al-Qur’an, sedangkan Rasyid menemukannya dalam produk penafsiran Rahman melalui metode double movement.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (PhD)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rosy, Fathorfathur.rosy@yahoo.comF03218031
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorRowi, Roemfathur.rosy@yahoo.com194710031977011001
Thesis advisorIdri, Idriidri_idr@yahoo.co.id2002016701
Subjects: Al Qur'an
Tafsir > Tafsir Al Qur'an
Keywords: Quo vadis epistimologi; tafsir kontemporer; pemikiran Fazlur Rahman; penafsiran al-Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Alquran dan Tafsir
Depositing User: fathor rosy
Date Deposited: 28 Oct 2024 07:04
Last Modified: 28 Oct 2024 07:04
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/74210

Actions (login required)

View Item View Item