Analisis klasifikasi dan korelasi antara visibilitas hilal dengan Bujur Perigee dan Apogee tahun 1300h-1600h

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Aryani, Puput Dwi (2024) Analisis klasifikasi dan korelasi antara visibilitas hilal dengan Bujur Perigee dan Apogee tahun 1300h-1600h. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Puput Dwi Aryani_05010621006 OK.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Puput Dwi Aryani_05010621006 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 23 December 2027.

Download (1MB)

Abstract

Visibilitas hilal digunakan untuk menentukan apakah hilal terlihat atau belum sebagai penentu awal bulan, namun pengaruh faktor astronomi seperti jarak bujur bulan pada perigee dan apogee sering kurang diperhatikan. Penelitian ini menganalisis klasifikasi dan korelasi antara bujur perigee dan apogee dengan visibilitas hilal untuk memahami pengaruh faktor-faktor tersebut dalam penentuan awal bulan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sumber data primer diperoleh dari hasil perhitungan klasifikasi visibilitas hilal bujur perigee dan apogee tahun 1300H-1600H untuk lokasi Kota Sabang, Kota Surabaya, Kota Merauke. Sumber sekunder berasal dari Microsoft Excel yang didalamnya terdapat data perhitungan visibilitas hilal dengan bujur perigee dan apogee. Metode pengumpulan data diperoleh melalui dokumentasi dengan mempelajari buku Lunar Tables and Programs from 4000 B.C. to A.D. 8000 dan buku Astronomical Algorithm. Adapun perhitungan dilakukan menggunakan aplikasi Hypertext Preprocessor (PHP). Teknik analisis data menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif terhadap data hasil perhitungan visibilitas hilal dan jarak bujur perigee, dengan mendeskripsikan perhitungan klasifikasi dan korelasi bujur perigee -apogee terhadap visibilitas hilal. Hasil penelitian ini menyimpulkan: pertama, terdapat pola siklus antara bujur perigee dan apogee dengan elongasi maksimum visibilitas hilal di Kota Sabang, Surabaya, dan Merauke. Pada rentang bujur perigee (15° – 345°), elongasi maksimum tercatat tertinggi, yakni 12,12° di Sabang, 11,33° di Surabaya, dan 11,56° di Merauke, yang kemudian menurun mendekati bujur apogee (165° – 195°). Elongasi maksimum kembali meningkat saat menjauhi apogee, membentuk siklus berulang antara perigee dan apogee. Kedua, hasil korelasi visibilitas hilal terhadap bujur perigee dan apogee menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan signifikan antara bujur perigee dan apogee terhadap elongasi, dibuktikan dengan nilai R-square bujur perigee dan apogee yang rendah (0,0005 dan 0,0011). Hal ini mengindikasikan bahwa kedua faktor tersebut tidak dapat dijadikan parameter yang untuk menentukan visibilitas hilal. Diharapkan untuk dengan memperhitungkan faktor-faktor astronomi lain, seperti lebar hilal, tinggi hilal, umur hilal, beda tinggi hilal, beda azimuth hilal, serta faktor non-astronomis, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih lengkap mengenai visibilitas hilal dengan bujur perigee dan apogee. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan ilmiah dalam pengembangan kriteria visibilitas hilal yang lebih akurat untuk prediksi kenampakan hilal.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Aryani, Puput Dwipuputdwiaryani414@gmail.com05010621006
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorSopwan, Novisopwan@uinsby.ac.id2021118402
Subjects: Hisab dan Rukyah
Keywords: Hilal; Astronomi
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Ilmu Falak
Depositing User: Puput Aryani
Date Deposited: 23 Dec 2024 03:23
Last Modified: 23 Dec 2024 03:23
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/74753

Actions (login required)

View Item View Item