This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Burhan, Burhan (2012) ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN KEARIFAN LOKAL : STUDI PENENTUAN AWAL WAKTU MUSIM TANAM PADA MASYARAKAT PEDALAMAN PULAU BUTON. In: Conference Proceedings: Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) XII, 5 – 8 November 2012, Surabaya – Indonesia.
|
Text
Buku 6 Fix_13.pdf Download (366kB) | Preview |
Abstract
Telah dilakukan studi tentang adaptasi terhadap perubahan iklim dan kearifan lokal dalam penentuan awal waktu musim tanam pada masyarakat tani derah pedalaman Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menggali nilai¬nilai kearifan lokal yang berkembang dalam kehidupan sehari¬hari masyarakat tani daerah pedalaman Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Kearifan lokal tersebut, antara lain kemampuan adaptasi hidup masyarakat tani pedalaman dengan alam sekitarnya, kemampuan penentuan dan penetapan awal waktu musim tanam, dan corak ragam kehidupan sosial masyarakat pedalaman. Kearifan lokal ini menjadi kajian menarik di tengah kondisi perubahan cuaca dan iklim yang sangat ekstrim, akibat pemanasan global. Di sisi lain, masyarakat tani daerah pedalaman Pulau Buton, Sulawesi Tenggara harus mampu mempertahankan ketersediaan kebutuhan pangan lokalnya sendiri. Temuan dalam penelitian ini berupa pengetahuan mengenai tanda¬tanda alam pada masyarakat tani daerah pedalaman Pulau Buton yang diwarisi dari orang¬orang terdahulu, menyebabkan kecerdasan lokal mereka senantiasa tumbuh dan berkembang, terutama dalam menentukan hari baik untuk penetapan awal bercocok tanam. Penetapan awal yang baik untuk menanam ini dikenal dengan istilah kutika. Kutika ini biasanya hanya dapat dilakukan oleh orang yang dianggap ahli, yang biasanya dilakukan oleh kotika. Sebelum penanaman dilakukan beberapa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh warga adalah melakukan penebasan hutan untuk kebun, setelah kering hasil tebasan tadi, dilakukan pembakaran, lalu pembersihan, dan penanaman yang nantinya akan diakhiri dengan pemanenan. Setiap tahapan kegiatan ini biasa dipimpin oleh pande kotika atau pande solo, sedangkan pada saat proses penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan dipimpin oleh parika. Kadang ketika istilah ini pande kotika, pande solo, dan parika ini dirangkap oleh satu orang. Pengetahuan penentuan awal waktu (kutika) ini telah berkembang sejak jauh sebelumnya, dan pada dasarnya, menggunakan sistem perhitungan yang sama dalam perhitungan ilmu falak. Penentuan awal waktu ini menggabungkan sistem peredaran bulan terhadap bumi (sistem kalender hijriah/qomariah) dan sistem perhitungan berdasarkan sistem peredaran bumi terhadap matahari (sistem kalender masehi/syamsiah). Mula¬mula dilakukan perhitungan dengan jari¬jari tangan dan telapak tangan (hijriah/Qomariah), dan hasil perhitungan ini, kemudian dikorelasikan dengan keadaan bintang-bintang termasuk matahari (masehi/syamsiah). Masyarakat tani daerah pedalaman Buton, Sulawesi Tenggara dalam menentukan alam waktu tanpa bantuan fenomena alam lain, seperti keadaan pasang surut air laut. Meskipun demikian, penentuan awal waktu ini juga cocok dengan keadaan dan pergerakan pasang surut air laut. Hal ini pulalah yang membuat mereka percaya diri dalam menentukan awal waktu musim tanam.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Subjects: | Pertanian | ||||||
Keywords: | Perubahan iklim; pemanasan global; kutika; awal waktu; musim tanam; kearifan lokal | ||||||
Divisions: | Karya Ilmiah > Conference | ||||||
Depositing User: | Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||
Date Deposited: | 01 Aug 2016 07:50 | ||||||
Last Modified: | 01 Aug 2016 07:50 | ||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/7527 |
Actions (login required)
View Item |