This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Rani, Dewi Sekar (2024) Dari cak Imin. gus Ami higga gus Muhaimin: analisis wacana kritis Norman Fairclugh terhadap penjenamaan pribadi Muhaimin Iskandar menenjelang pilpres 2024. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Dewi Sekar Rani_03040420049.pdf Download (2MB) |
|
Text
Dewi Sekar Rani_03040420049_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 21 January 2028. Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini berfokus pada penjenamaan pribadi Muhaimin Iskandar menjelang Pilpres 2024. Penjenamaan pribadi dibangun Muhaimin Iskandar yang berbeda-beda, seperti Cak Imin, Gus AMI, hingga Gus Muhaimin. Penjenamaan prbadi bisa dilihat dari unggahan pada tahun 2019 sampai 2024. Dengan demikian, penelitian ini berupaya membedah terkait (1). Bagaimana kontruksi wacana mikro pada penjenamaan pribadi Muhaimin Iskandar yang dinamis menjelang Pilpres 2024? (2). Bagaimana kontruksi wacana meso pada penjenamaan pribadi Muhaimin Iskandar yang dinamis menjelang Pilpres 2024? (3).Bagaimana kontruksi wacana makro pada penjenamaan pribadi Muhaimin Iskandar yang dinamis menjelang Pilpres 2024? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif, yakni menganalisis unggahan-unggahan dari media sosial twitter, dalam kurun waktu 2019 sampai 2024. Pengumpulan data mengaplikasikan teknik dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan konsep milik Miles and Huberman yang mencakup reduksi data, pemyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dengan mengaplikasikan teori yang dikemukakan oleh Norman Fairclough mengenai analisis wacana kritis. Norman Fairclough memberikan tiga dimensi analisis wacana, yaitu (1). Dimensi teks (struktur mikro), (2). Praktik wacana (struktur meso), (3). Praktik sosiokultural (struktur makro).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga poin yaitu mikrostruktural, mesostruktural, dan makrostruktural. Pada aspek mikro struktural penggunaan Cak merupakan panggilan kakak laki-laki yang sering digunakan di Jawa Timur khususnya di Surabaya. Sedangkan Gus menunjukkan panggilan Istimewa khususnya di Jawa Timur yang dipergunakan untuk anak kiai, sedangkan AMI merupakan nama panjangnya yaitu Abdul Muhaimin Iskandar. Pada aspek meso mengandung wacana agar masyarakat mendukung Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024, dan dari banyaknya penjenmaan pribadi yang dibangun Muhaimin Iskandar masyarakat lebih familiar dengan Cak Imin. Pada aspek makro unggahan gambar Muhaimin Iskandar di twitter dilakukan agar pemberitaan tersebut menjadi tranding topik di twitter. Tujuan penjenamaan pribadi pada Muhaimin Iskandar agar dapat meningkatkan elektabilitas. Faktor sosial dalam wacana dipengaruhi oleh pandangan masyarakat terhadap penggunaan nama atau branding.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Bahasa Indonesia Demokrasi Linguistik |
||||||||||||
Keywords: | Discourse; billboards; Muhaimin Iskandar; Norman Fairclough's critical discourse analysis | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Sastra Indonesia | ||||||||||||
Depositing User: | Dewi Sekar Rani | ||||||||||||
Date Deposited: | 21 Jan 2025 04:14 | ||||||||||||
Last Modified: | 21 Jan 2025 04:14 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/76255 |
Actions (login required)
View Item |