This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Qotrunnada, Izza Arissa (2024) Interpretasi makna "khaira hadhihi ummati" dalam hadis tentang poligami: kajian ma'ani al-hadis pada kitab Musnad Ahmad no. Indeks 2048 dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Izza Arissa Qotrunnada_07020520041.pdf Download (2MB) |
|
Text
Izza Arissa Qotrunnada_07020520041_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 21 January 2028. Download (2MB) |
Abstract
Poligami dapat diartikan sebuah praktik yang memiliki banyak istri. Namun terdapat dua prespektif mmengenai poligami pertama ada yang memperbolehkannya dengan syarat-syarat tertentu. Kedua, ada pandangan yang melarang poligami karena dianggap dapat menimbulkan dampak buruk yang signifikan. Adapun rumusan masalah Penelitian ini meliputi: pertama, Bagaimana kualitas dan kehujjahan hadis dalam kitab Musnad Ahmad nomor indeks 2048. Kedua, bagaimana pemaknaan lafadz Khaira Hadhihi Ummati dalam kitab Musnad Ahmad nomor indeks 2048. Ketiga, Bagaimana kontekstualisasi pemakanaan pada lafadz Khaira Hadhihi Ummati dalam kitab Musnad Ahmad nomor indeks 2048 dengan menggunakan teori semiotika Ferdinand De Saussure. Penelitian ini berfokus pada Interpretasi makna “Kaira Hadhihi Ummati” yang artinya sebaik-baiknya ummat, mengapa dikaitkan dengan poligami karena kalimat setelahnya yakni “Aktharuhum Nisa’an” artinya banyak istri atau wanitanya penelitian ini melakukan kajian ma’ani al-hadith yang dihubungkan menggunakan teori Semiotika. Penelitian ini juga merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode ma’ani al-h}adith berangkat dari beberapa permasalahan yaitu Status kehujjahan dan kualitas hadis serta pemaknaanya. Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian ini adalah kualitas hadis riwayat Imam Ahmad nomor indeks 2048 memiliki status hadis s}ahih li ghairih, kedua Matan hadis riwayat Imam Ahmad nomor indeks 2048 yakni tentang pertanyaan Ibnu ‘Abbas kepada Sa’id bin Jubair “ Apakah engkau sudah menikah?” Sa’id menjawab “belum” kemudian Ibnu ‘Abbas mengatakan “Sesungguhnya umat yang paling baik yang banyak istrinya” seperti mengisyaratkan untuk menikah. Ketiga Kontektualisasi yang pada penelitian ini kalimat yang dilontarkan Ibnu ‘Abbas ada pesan tersirat bahwa Ibnu ‘Abbas menganjurkan untuk menikah. Sedangkan yang dimaksud lafad “aktharuhum Nisa’an” ialah Nabi Muhammad saw.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Islam dan Ilmu Pengetahuan Hadis Agama dan Ilmu Pengetahuan |
||||||||
Keywords: | Interpretasi; poligami; ma’ani al-hadith; Imam Ahmad | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Ilmu Hadis | ||||||||
Depositing User: | Izza Arissa Qotrunnada | ||||||||
Date Deposited: | 21 Jan 2025 04:54 | ||||||||
Last Modified: | 21 Jan 2025 04:54 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/76345 |
Actions (login required)
View Item |