Pemberdayaan ekonomi petani hortikultura oleh Kelompok Otosan di Desa Pakondang Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Riyadi, Muh. (2013) Pemberdayaan ekonomi petani hortikultura oleh Kelompok Otosan di Desa Pakondang Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
B02209033 Muh. Riyadi 2013 ok.pdf
Download (8MB)

Abstract

Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1). Bagaiamana proses pemberdayaan ekonomi petani hortikultura oleh kelompok otosan desa Pakondang kecamatan Rubaru kabupaten Sumenep? 2). Apa faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan ekonomi petani hortikultura oleh kelompok otosan desa Pakondang kecamatan Rubaru kabupaten Sumenep? Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif diskriptif dalam menganalisis masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan cara ini peneliti akan menyimpulkan atau menganalisa hasil penelitian kemudian ditemukan dengan konsep-konsep teori yang telah dikembangkan oleh ilmuwan sosial. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwa pemberdayaan ekonomi petani hortikultura desa Pakondang merupakan proses menjadikan petani untuk lebih baik, bebas dari penindasan dari hari-hari sebelumnya. Faktor pendukung pemberdayaan ekonomi petani hortikultura oleh kelompok otosan adalah kesiapan masyarakat, sumber daya alam dan sarana prasarana. Faktor penghambat adalah faktor internal seperti petani belum siap secara budaya dan mental untuk menguasai jalur-jalur bisnis sayur. Mengenai faktor eksternal kurangnya keseriusan pemerintah kabupaten Sumenep dalam menyikapi dan menangani petani khususnya di desa Pakondang. Hasil pemberdayaan kelompok otosan desa Pakondang yang dirasakan oleh petani hortikultura adalah bisa membawa dan membentuk pribadi yang mandiri dalam menemukan ide-ide baru yang nantinya dapat membawa perubahan dalam kehidupannya. Karena didalam pola pikir yang dikemas kelompok otosan yang berbentuk bergantian untuk saling membantu dan saling tolong menolong dapat membawa perubahan secara ekonomi maupun secara sosial. Secara ekonomi, petani sayur dapat mengurangi biaya pengeluaran karena terbantu oleh kelompok otosan. Sedangkam secara sosial dapat mewujudkan kerukunan dan mempererat tali persaudaraan antar sesama.