This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Nisa', Saskia Choirun (2025) Analisis fikih empat mazhab terhadap kewajiban nafkah kepada istri yang menolak tinggal bersama suami: studi kasus di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Saskia Choirun Nisa'_05020121090 OK.pdf Download (3MB) |
![]() |
Text
Saskia Choirun Nisa'_05020121090 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 8 May 2028. Download (3MB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan kewajiban nafkah kepada istri yang menolak tinggal bersama suami dalam pandangan fikih Islam, terutama di Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Fenomena ini relevan mengingat dinamika sosial dan hukum Islam di masyarakat pedesaan yang masing sangat dipengaruhi oleh tradisi lokal dan nilai-nilai agama. berbagai ulama dari empat mazhab yaitu Mazhab Malikiyah, Hanafiyyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah memiliki interpretasi yang berbeda terkait kondisi istri nusyuz yang memengaruhi haknya atas nafkah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum empiris dengan pendekatan normatif dan konseptual (conceptual approach). Data penelitian ini dihimpun melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap tiga pasangan suami istri di Desa Wringinanom Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, serta kajian literatur dari pandangan ulama empat mazhab. Penelitian ini bertujuan untuk memahami alasan istri menolak tinggal bersama suami dan menganalisis kewajiban nafkah dalam pandangan fikih. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, alasan istri menolak tinggal bersama suami beragam, mulai dari ketergantungan kepada bantuan sosial, pengaruh keluarga besar, hingga kenyamanan pribadi. Kedua, menurut keempat mazhab yaitu Mazhab Hanafiyyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah menyepakati bahwa kewajiban nafkah sangat terkait dengan kesediaan istri untuk tinggal bersama suami. Nafkah bisa gugur apabila istri terbukti nusyuz, yaitu menolak tinggal bersama suami tanpa alasan syar’i. Namun, masing-masing mazhab memiliki perbedaan dalam menentukan syarat-syarat yang dapat membenarkan penolakan istri tersebut. dalam konteks sosial budaya setempat, ditemukan bahwa faktor ekonomi dan hubungan keluarga menjadi penyebab utama konflik ini. Sejalan dengan hasil penelitian di atas, penulis merekomendasikan masyarakat perlu meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban dalam pernikahan berdasarkan prinsip-prinsip Islam untuk mencegah konflik rumah tangga. Selain itu, pentingnya komunikasi yang efektif antara suami dan istri, serta perlunya edukasi tentang hukum Islam terkait hak dan kewajiban dalam pernikahan. Hal ini diharapkan dapat mendukung keharmonisan rumah tangga dan implementasi hukum Islam yang sesuai dengan konteks sosial. Penelitian lanjutan diharapkan lebih menyoroti implementasi pandangan fikih dalam kehidupan masyarakat yang beragam budaya.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Fikih > Fikih Mazhab Empat Hukum Islam |
||||||||
Keywords: | Fikih empat mazhab; nafkah; nusyuz | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||||
Depositing User: | Saskia Choirun Nisa' | ||||||||
Date Deposited: | 08 May 2025 00:59 | ||||||||
Last Modified: | 08 May 2025 00:59 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/77030 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |