Pandangan masyarakat terhadap larangan pengantin baru pada hari pernikahan melewati Gunung Pegat di Desa Karangkembang Babat Lamongan perspektif ‘Urf

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Pramesti, Mei Dwi (2024) Pandangan masyarakat terhadap larangan pengantin baru pada hari pernikahan melewati Gunung Pegat di Desa Karangkembang Babat Lamongan perspektif ‘Urf. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Mei Dwi Pramesti_05010121015.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Mei Dwi Pramesti_05010121015_Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 6 February 2028.

Download (2MB)

Abstract

Penelitian berbentuk skripsi yang berjudul “Pandangan Masyarakat Terhadap Larangan Pengantin Baru Pada Hari Pernikahan Melewati Gunung Pegat di Desa Karangkembang Babat Lamongan Perspektif ‘Urf”, dilakukan untuk meneliti tradisi di Desa Karangkembang, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan yaitu larangan bagi pengantin baru pada hari pernikahannya untuk melintasi Gunung Pegat dengan ritual pelepasan ayam sebagai simbol keselamatan dan keharmonisan rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau field research dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan perpektif ‘urf untuk menganalisis tradisi larangan pengantin baru pada hari pernikahan melewati Gunung Pegat di Desa Karangkembang Babat Lamongan. Adapun Teknik pengumpulan data yang diperlukan selama proses penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi larangan pengantin baru pada hari pernikahan melewati Gunung Pegat di Desa Karangkembang Babat Lamongan merupakan bagian dari warisan budaya lokal yang kaya nilai sosial. Tradisi ini dilengkapi dengan ritual pelepasan ayam sebagai simbol keselamatan serta bentuk penghormatan terhadap leluhur dan adat istiadat. Namun pandangan masyarakat terhadap tradisi ini bermacam-macam. Generasi tua umumnya ingin melestarikannya, sementara generasi muda mulai mempertanyakan relevansinya dalam kehidupan modern. Dalam perspektif Hukum Islam,‘urf yang dapat diterima adalah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariat. Oleh karena itu, meskipun dihormati sebagai bagian dari budaya lokal, tradisi ini dalam konteks Islam hanya dapat dipandang sebagai kebiasaan tanpa dasar hukum. Dari kesimpulan di atas, penulis menyarankan pelestarian tradisi larangan pengantin baru melewati Gunung Pegat di Desa Karangkembang, Babat, Lamongan, memerlukan upaya sosialisasi dan edukasi agar masyarakat memahami kaitannya dengan ajaran Islam. Dengan pemahaman ini, masyarakat dapat menghargai tradisi sebagai bagian dari identitas budaya tanpa terjebak pada mitos yang bertentangan dengan agama. Keterlibatan generasi muda menjadi kunci untuk menjaga tradisi tetap relevan, didukung oleh diskusi bersama tokoh agama, budaya, dan masyarakat. Dalam perspektif Hukum Islam, tradisi lokal dapat diterima sebagai ‘urf selama tidak bertentangan dengan syariat, sehingga pasangan pengantin perlu memahami cara menghormati tradisi tanpa melanggar prinsip agama.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Pramesti, Mei Dwimeidwprmst10@gmail.com05010121015
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorRifqi, Muhammad Jazilmuhammadjazilrifqi@uinsby.ac.id2010119102
Subjects: Hukum Islam
Hukum Islam > Perkawinan
Adat
Keywords: Ritua; pernikahan
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Depositing User: Mei Dwi Pramesti
Date Deposited: 06 Feb 2025 02:54
Last Modified: 06 Feb 2025 02:55
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/77242

Actions (login required)

View Item View Item