Nilai hadist tentang amalan bid'ah yang tertolak dalam Sunan Ibnu Majah No. indeks 14

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Umamah, Rida (2007) Nilai hadist tentang amalan bid'ah yang tertolak dalam Sunan Ibnu Majah No. indeks 14. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
E03303012_Rida Umamah_2007 ok.pdf
Download (18MB)

Abstract

Persoalan khilafiyah masih ditemukan di kalangan umut Islam, s.ilah satunya mengenai permasalahan bid'ah. Pcrbedaan ini, berawal dari pemaharnan dan argumen yang berbeda dalam menyingkapi perrnasalahan bid'ah, Argu.nen yang be...beda ini, mempertanyakan ada atau tidak adanya pembagian terhadap t id'ah ..'\da yang menganggap bidah dapat di bagi kepada bid'ah hasanah dan bid'uh sayyiah; sedang menurut yang lain bid'ah tidak dapat di bagi, karena setiap bid'ah ade 'ah sesat dan tertolak semua amalnya. Penelitian ini mencoba rnenjawab persoalan tentang amalan b.d' ah ) ang tertolak dalam Sunan lbnu Majah, untuk menjawab pertanyaan dalam I r.nusan masalah, bagaimana kualitas hadits tentang amalan bidah yang tertolak calam Sunan lbnu Majah? Bagaimana kehujahannya dan bagaimana pernaknaan haditsnya � Adapun untuk membahas permasalahan diatas, diperluxan data p .rner, yang diperoleh dari buku-buku yang secara khusus membahas tentang inti atau pokok masalah, sedangkan data sekur.der. diperoleh dari buku-buku yang di gunukan sebagai pendukung permasalahan pokok yang dibahas, dan untuk menganr l-sis data tersebut peneliti menggunakan metode kritik sanad dan metode kritik matan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hadits tentang ama an bid'ah yang tertolak dalam Sunan Ibnu Majah berniJai shahih, karena semua X!rav,inya tsiqqah (dlabit dan adil) serta sanadnya muttasil dan terhindar dari svudzud: dan illut. Sedangkan dari segi rnatanya juga dapat dikatakan shahih kere na tic'ak bertentangan dengan al-Qur'an, Hadits yang lebih kuat dan aka! sehat, sehingga hac.itsnya dapat dijadikan hujjah dan dapat diamalkan (maqbul ma 'mu/ bih). Mengenai pernaknaan hadits diatas, diketahui bahwa sesuatu yang diada-adakan atau baru akan tertolak jika tidak dilandasi dengan dalil syara' yakni bertentangan dengan al-Qur'an dan Hadits. Namun apabila ada yang melandasinya, maka tidak tertclak dan bul.an terrnasuk bidah, walaupun secara bahasa tetap dikatakan sebagai bid'ah.