Komparasi mistisisme Jawa dan Islam

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Saefulloh, Triyono (2006) Komparasi mistisisme Jawa dan Islam. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
E01399015_Triyono Saefulloh_2006 ok.pdf
Download (14MB)

Abstract

Mistik kejawen adalah sebuah proses ritual rnasyarakat Jawa. Yang mana berupa untuk mencapai kesempurnaan hidup, yaitu jumburing kawula gusti atau manunggaling kawula gusti, yang mana dalam tasawuf ini dikenal dengan istilah waldatul al-wujud, dan ini mernpakan tujuan dari keduanya. Sebelum manusia mencapai manunggaling kawula gusti ataupun dalarn tasawuf yang kita kenal dengan istilah wahdatul al-wujud terlebih dahulu seorang manusia hams melaksanakan berbagai macam ritual atau persyaratan-persyaratan yang mana bertujuan untuk membersihkan hati dari perbuatan-perbuatan dosa. Namun ada sisi perbedaan diantara keduanya yaitu dalam segi pelaksanaan aturan- aturan tersebut. Perbedaan antara keduanya yang paling nampak adalah bahwa dalam tasawuf dalam melaksanakan mistik ini tidak lepas dari al-quran dan sunnah Nabi, sedang dalam mistik kejawen dalam proses mistiknya aoalah tidak pemah lepas dari unsur budaya lokal, dan hanya berpegang pada petuah atau petunjuk-petunjuk dari nenek moyang, atau orang yang dipercaya akan memberikan petunjuk pada dirinya. Dan inilah yang menyebabkan mistik kejawen dikatakan sinkretisme. Konsep ketuhanan dalam mistik kejawen menakai konsep pantheisme monotheisme. Sedang dalam tasawuf rnemakai teori ernanasi, yaitu bahwa manusia adalah merupakan pancaran Tuhan.