Pemahaman warga NU terhadap Khittah 1926: studi perilaku politik warga NU Kec. Sukolilo Kota Surabaya pada Pemilu tahun 2004

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Amrozi, Amrozi (2015) Pemahaman warga NU terhadap Khittah 1926: studi perilaku politik warga NU Kec. Sukolilo Kota Surabaya pada Pemilu tahun 2004. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
E01300141_Amrozi_2005 ok.pdf

Download (13MB)

Abstract

Nahdlatnl Ulama' (NU) adalah organisasi kegamaan (jam 'iyah diniyahi yang didirikan o eh sekelompok ulama pesantren pada 31 Januari 1926 di Surabaya. Berdirinya NU rr.erupakan reaksi defensif terhadap gerakan pembaruan Islam di Indonesia yang dilakukan oleh kelompok Islam modem. Berdirinya NU yang semula sebagai organisasi keagamaan, lambat laun tergoda oleh rayuan politik praktis. Sehingga NU harus menukar baju organisasi keagamaannya menjadi organisasi yang bergelut dalam politik praktis yang berorientasi pada kekuasaan, Terhitung auilai tahan 1952 NU meleburkan diri secara aktif dalam politik praktis dengan menjadi partai NU. Seiring dengen perkembangan zaman, Orde Baru di bawah kekuasaan Soeharto memberangus sistim multi partai denga hanya menyisakan dua partai politik (PPP dan PDI) dan satu golongan karya (Golkar). Maka pada tahun 1971 NU berfusi dalam PPP bersama sejumlah partai politik, diantaranya Parmusi, PSII dan Perti. Dinamika politik praktis yang dijalani oleh NU dirasa sangat tidak strategis untuk mempertahankan keberadaan NU. Akhimya pada tahun 1984 di muktamar Situbordo, NU mendeklarasikan diri untuk kembali ke khittah 1926 dengan arti melepaskan diri dari ikatan politik prak:is. Ketika gelombang reformasi melanda Indonesia, NU mendapat desakan yang amat dahsyat dari warganya untuk mempunyai partai politik sendiri. Akhimya pada Juli 1998 PBNU memfasilitasi berdirinya partai yang diklaim sebagai partainya warga NU, yaitu PKB. Berdirinya PKB menimbulkan banyak kontroversi di kalangan warga NU. Sebagian mengatakan NU telah keluar dari jalur khittah 1926, sedang sebagian yang lain menegaskan bahwa kelahiran PKB tidak terjadi penyimpangan terhadap makna khittah 1926. NU dengan massanya yang besar, memang tidak bisa dilepaskan begitu saja dengan dunia politik. Seringkali NU harus berhadapan dengan sejumlah pihak dan oknum yang selalu ingin memanfaatkan suara warga NU yang besar itu. Tetapi seringkali pula, NU harus berada pada sisi dilema untuk merespon keinginan sejumlah pihak tersebut.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Amrozi, AmroziUNSPECIFIEDE01300141
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorSaad, Mukhlisinsaadmukhlisin61/gmail.com2028096101
Subjects: Organisasi Masyarakat
Keywords: Warga NU; Khittah 1926
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 04 Mar 2025 07:13
Last Modified: 04 Mar 2025 07:14
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/78457

Actions (login required)

View Item View Item