This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Pangestu, Fikri Ari (2025) Tabattul pada pria paruh baya perspektif hukum islam: studi kasus di desa ketapang kecamatan kademangan kota probolinggo. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Fikri Ari Pangestu_05040121120 OK.pdf Download (3MB) |
![]() |
Text
Fikri Ari Pangestu_05040121120 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 7 June 2028. Download (2MB) |
Abstract
Pembahasan mengenai fenomena tabattul memang merupakan topik umum yang sudah banyak dibahas, akan tetapi pada faktanya praktik tersebut masih terus ada dan terjadi di masyarakat masa ini. Penelitian ini membahas tentang tabattul yang dilakukan oleh para pria paruh baya di Desa Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo dari perspektif hukum Islam dengan menggunakan pendekatan maqāṣid al-sharī‘ah menurut Imam al-Ghazālī. Kata tabattul sendiri merujuk pada pilihan hidup seseorang untuk tidak menikah dengan alasan tertentu, yang dalam Islam memiliki berbagai pandangan terkait kebolehan dan larangannya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan lima pria paruh baya yang memutuskan untuk tidak menikah, serta dokumentasi terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab para pria paruh baya di Desa Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo memilih tabattul. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan pria paruh baya memilih untuk tidak menikah. Selanjutnya faktor-faktor tersebut diidentifikasi dengan sudut pandang teori maqāṣid al-sharī‘ah menurut Imam al-Ghazālī. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan untuk tidak menikah dipicu oleh keterbatasan ekonomi, pengalaman buruk di masa lalu, rendahnya minat untuk menikah, dan kekhawatiran atas tanggung jawab pasca pernikahan. Di samping itu, terdapat keinginan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas ibadah dan penyembuhan luka batin. Analisis maqāṣid al-sharī‘ah mengungkap bahwa meskipun pilihan tabattul dapat melindungi aspek menjaga agama, jiwa, dan akal, namun aspek menjaga keturunan dan harta yang seharusnya tercapai melalui pernikahan tidak dapat terpenuhi. Penelitian ini merekomendasikan kepada para pelaku untuk mengevaluasi kesiapan diri secara menyeluruh baik dari segi ekonomi, emosional, hingga spiritual. Jika kondisi belum tergolong mampu untuk melaksanakan pernikahan, maka gunakan kesempatan hidup lajang untuk memperbaiki keadaan. Bagi tokoh agama atau lembaga yang berwenang di bidang ini, diharapkan dapat memberikan valuasi kesiapan diri secara menyeluruh baik dari segi ekonomi, emosional, hingga spiritual. Jika kondisi belum tergolong mampu untuk melaksanakan pernikahan, maka gunakan kesempatan hidup lajang untuk memperbaiki keadaan. Dengan demikian seseorang memahami bahwa menikah bukanlah beban apabila dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Hukum Islam Hukum Islam > Perkawinan Nikah |
||||||||
Keywords: | Pernikahan; Perkawinan; Tabattul; tidak menikah | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||||
Depositing User: | Fikri Ari Pangestu | ||||||||
Date Deposited: | 07 Jun 2025 04:09 | ||||||||
Last Modified: | 07 Jun 2025 04:09 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/78753 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |