Budaya Tari Seblang Desa Olehsari dan Desa Bakungan dalam kebudayaan Islam

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Firdausi, Sintia Filiyal (2025) Budaya Tari Seblang Desa Olehsari dan Desa Bakungan dalam kebudayaan Islam. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Sintia Filiyal Firdausi_03010221020.pdf

Download (4MB)
[img] Text
Sintia Filiyal Firdausi_03010221020_Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 11 April 2028.

Download (4MB)

Abstract

Penelitian yang berjudul “Budaya Tari Seblang di Desa Olehsari dan Desa Bakungan dalam Budaya Islam” ini mengeksplorasi tiga pertanyaan penelitian utama: (1) Bagaimana sejarah dan asal-usul tradisi Seblang di Desa Olehsari dan Desa Bakungan? (2) Apa saja perbedaan antara tradisi tari Seblang di kedua desa ini? (3) Bagaimana pengaruh budaya Islam terhadap perubahan tradisi Tari Seblang di Desa Olehsari dan Bakungan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian etnografi, yang memungkinkan deskripsi mendalam tentang proses budaya. Dengan menelaah perspektif individu dalam konteks sosial dan lingkungannya, pendekatan ini bertujuan memahami bagaimana suatu budaya memandang kehidupan. Studi ini menerapkan teori Budaya dan Agama dari Clifford Geertz, yang memandang agama bukan sekadar praktik ritual atau sistem kepercayaan metafisik, tetapi sebagai bagian integral dari sistem budaya masyarakat. Dalam membahas "agama sebagai sistem budaya," penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, termasuk heuristik, kritik sumber,interpretasi, dan historiografi. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa: (1) Sejarah dan asal-usulTari Seblang berbeda antara Desa Olehsari dan Bakungan. Di Olehsari, catatan sejarah dari naskah Glagah Bawah menunjukkan bahwa tradisi ini muncul sebagai respons terhadap pagebluk (wabah) pada tahun 1930. Sebaliknya, di Bakungan,tradisi ini dikaitkan dengan pohon Nogosari yang berada di dekat Balai Seni Tradisional. Ketika pohon tersebut hendak ditebang, dhanyang (penjaga spiritual) desa menjadi murka dan menuntut dilakukannya ritual demi keselamatan desa.(2)Perbedaan dalam tradisi Tari Seblang mencakup pelaku, waktu pelaksanaan, dan iringan musik. Di Olehsari, tarian ini dibawakan oleh gadis yang belum menikah, berlangsung dari siang hingga sore, dan diiringi oleh 31 gending (komposisi musik tradisional). Sementara itu, di Bakungan, tarian ini dibawakan oleh wanita lanjut usia yang sudah menopause, berlangsung pada malam hari setelah salat Isya',diawali dengan sabung ayam tradisional, dan diiringi oleh 14 gending. (3) Pengaruh budaya Islam terlihat dalam proses ritual Tari Seblang. Di Olehsari, ritual diawali dengan penari bergerak berlawanan arah jarum jam di sekitar panggung, melakukan ritual tundikan (melempar selendang), serta mengucapkan Bismillah di awal. Sementara itu, di Bakungan, ritual diawali dengan salat Maghrib berjamaah,dilanjutkan dengan ider bumi (mengelilingi desa) sambil melantunkan sholawat dan dzikir, dan ditutup dengan pembacaan adzan di empat sudut desa.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Firdausi, Sintia Filiyalsintiafirdausi@gmail.com03010221020
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorSya'ie, Akhmad Najibul Khairinajib@uinsby.ac.id2015017801
Thesis advisorNuriyadin, Nuriyadinnuriyadin@uinsa.ac.id2020017503
Subjects: Tradisi
Kebudayaan > Kebudayaan Islam
Keywords: Tradisi; Seblang Olehsari; Seblang Bakungan
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Sejarah dan Peradaban Islam
Depositing User: Sintia Firdausi
Date Deposited: 11 Apr 2025 01:59
Last Modified: 11 Apr 2025 01:59
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/79264

Actions (login required)

View Item View Item