Syiir Abu Nuwas: metode strukturalisme semiotik

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Muzaiyaroh, Anis (2007) Syiir Abu Nuwas: metode strukturalisme semiotik. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
A01303013 Anis Muzaiyaroh 2007 ok.pdf
Download (2MB)

Abstract

Abu Nawas adalah seorang penyair yang bernama lengkap Hasan bin Hani', Jahir di Ahwaz pada tahun 139H. Ayahnya wafat saat ia berusia 6 tahun. Abu Nawas adalah penyair yang pandai dan terpelajar. Ia wafat pada tahun 199 H. Abu Nawas twnbuh besar di Basrah, hidupnya penuh dengan permainan dan kesenangan. Ia sering minum-minum dan ucapan serta perbuatannya sering menghina. la terkenal dengan senang-senang dan gemar bencanda serta menghina. Saat itu ia sudah menikah dan bercerai. Pada akhir hidupnya ia menjadi zuhud, bertaubat dan haji, lalu muncullah syair tentang zuhud yang penuh dengan kejujuran. Syair Abu Nawas lebih mengutamakan tentang minwnan keras, cinta, penghinaan, pujian, penolakan dan zuhud, sehingga dalam sastra Arab tersohor dengan nama "Penyair Mabuk." DaJam skripsi ini, penulis hendak mencoba menganalisis syair Abu Nawas dengan metode strukturalis-serniotik sebagai alat analisa. Adapun persoalan-persoalan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Siapa Abu Nawas itu? 2. Apa yang disebut dengan metode strukturalisme semiotic itu dan dibagi menjadi berapa macam? Berkenaan dengan itu, dalam penelitian literature ini digunakan metode analisis bahasa yakni dengan pendekatan studi kritik sastra, dan dalam menjelaskannya digunakan metode induktif dan deduktif. Untuk mengkaji lebih mendalam tentang syair khamarnya Abu Nawas juga digunakan metode sinkronik. Sesuai dengan masalah tersebut, puisi ini rnemiliki uslub-uslub(gaya bunyi) di antaranya tentang uslub bahasa, uslub kalimat, dan uslub bunyi sajak selain itu juga terdapat persamaan arti( heuristic) dan penafsiran( hermaneutik).