This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Pambudi, Ahmad Sun'an (2025) Analisis fatwa Majelis Ulama Indonesia dan fatwa Jawatan Kuasa Muzakarah Malaysia tentang penggunaan embryonic stem cell untuk tujuan pengobatan. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Ahmad Sun'an Pambudi_05040521046.pdf Download (3MB) |
![]() |
Text
Ahmad Sun'an Pambudi_05040521046_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 14 May 2028. Download (3MB) |
Abstract
Skripsi yang berjudul “Analisis Fatwa Majelis Ulama Indonesia Dan Fatwa Jawatan Kuasa Muzakarah Malaysia Tentang Penggunaan Embryonic Stem Cell Untuk Tujuan Pengobatan” ini adalah penelitian kepustakaan untuk menjawab pertanyaan tentang : 1. Bagaimana praktik penggunaan embryonic stem cell untuk tujuan pengobatan?, 2. Bagaimana analisis persamaan dan perbedaan fatwa Majelis Ulama Indonesia dan Fatwa Jawatan Kuasa Muzakarah Malaysia tentang penggunaan embryonic stem cell untuk tujuan pengobatan? Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif dengan pendekatan kepustakaan (library research). Data diperoleh dari sumber primer, seperti pengobatan embryonic stem cell di Indonesia dan Malaysia, fatwa Majelis Ulama Indonesia, dan fatwa Jawatan Kuasa Muzakarah Malaysia, serta sumber sekunder berupa buku, jurnal ilmiah, dan artikel yang relevan. Analisis dilakukan secara deskriptif komparatif untuk memahami persamaan dan perbedaan kedua fatwa tersebut. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa: Pertama, penggunaan embryonic stem cell dalam pengobatan memiliki banyak manfaat, terutama dalam terapi regeneratif dan penyembuhan berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes tipe 1, penyakit parkinson, dan cedera sumsum tulang belakang. Namun praktik penggunaannya masih menghadapi tantangan etis dan regulasi, karena melibatkan destruksi embrio. Meskipun demikian, penelitian terus berkembang untuk menemukan metode yang lebih etis dan efektif guna memanfaatkan sel punca dalam dunia medis. Kedua, menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia penggunaan embryonic stem cell secara umum haram, kecuali dalam kondisi keadaan darurat yang memenuhi kriteria tertentu. Sementara itu, fatwa Jawatan Kuasa Muzakarah Malaysia lebih fleksibel dalam memperbolehkan penggunaannya, terutama jika berasal dari embrio lebihan hasil In Vitro Fertilization sebelum mencapai tahap blastosis dan mendapatkan persetujuan pihak terkait. Persamaan antara kedua fatwa adalah bahwa keduanya menekankan pentingnya kepatuhan terhadap prinsip syariah dan etika Islam dalam penelitian dan aplikasi medis. Namun, terdapat perbedaan di mana Majelis Ulama Indonesia lebih ketat dalam pelarangan, sementara Jawatan Kuasa Muzakarah Malaysia memberikan kelonggaran dalam batasan tertentu. Sejalan dengan kesimpulan yang telah disebutkan, maka penulis memberikan saran supaya masyarakat lebih waspada dan berhati-hati dalam menggunakan terapi stem cell dan memastikan kesesuaiannya dengan syariat Islam. Pemerintah diharapkan untuk memperketat regulasi terkait penelitian dan pemanfaatan stem cell guna menghindari penyalahgunaan untuk kepentingan komersial atau non-medis. Tenaga medis juga disarankan untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap aspek etis dan hukum dalam penggunaan embryonic stem cell agar dapat memberikan edukasi yang lebih baik kepada pasien dan masyarakat umum.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Embrio Hukum Islam > Aborsi Kedokteran > Kedokteran dan Agama |
||||||||
Keywords: | Fatma MUI; embryonic stem cell | ||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab | ||||||||
Depositing User: | Ahmad Sun'an Pambudi | ||||||||
Date Deposited: | 14 May 2025 05:04 | ||||||||
Last Modified: | 14 May 2025 05:04 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/80203 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |