Emosi kesusastraan pada cerita Luqman al Hakim: studi cerita tentang Al Quran

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Darmayanti, Laila (2008) Emosi kesusastraan pada cerita Luqman al Hakim: studi cerita tentang Al Quran. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
A01304024 Laila Darmayanti 2008 ok.pdf
Download (2MB)

Abstract

Cerita Luqman al-Hakim adalah salah satu cerita yang menarik di antara kisah-kisah dalam al-Qur'an. Sebab ia berisi nasihat-nasihat penting dan indah dari seorang yang amat bijak, yaitu Luqman kepada anaknya, yang dikisahkan dalam gaya bahasa al-Qur'an yang indah pula. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambilnya sebagai objek pembahasan dalam penelitian ini. Tujuan dari pembahasan ini adalah mengungkap rnacam-rnacam emosi yang terdapat dalam cerita Luqman al-Hakim. Adapaun fokus permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana cerita Luqman al-Hakim? 2) Apa saja cmosi yang terdapat dalam cerita Luqman al-Hakim? Setelah melakukan penelitian dengan seksama, maka penulis menemukan beberapa ha! sebagai berikut: l) Cerita Luqman al-Hakim merupakan salah satu cerita yang bersifat objektif dan beraliran idealisme, karena karyanya berdasarkan idealisme yang selalu menggambarkan dunia yang penuh harapan dan cita-cita, bukan materi yang dituju/diangankan. Cerita Luqman al-Hakim memberikan dampak positif terhadap pendidikan, di antaranya Luqman al-Hakim memberikan nasihat sebagau berikut: "Dan (lngatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, dan dia mengajarkannya, Hai anakkul Janganlah Engkau mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan allah itu adalah suatu kesalahan yang besar" (Luqman [31]: 13) Kebulatan tekad untuk memberikan pendidikan tanpa ada menyekutukan Alah merupakan salah satu suri tauladan pada anaknya. Dalam cerita ini mengandung unsur-unsur intrinsik yang di dalarnnya memuat kesedihan, kebahagiaan. Unsur-unsur intrinsik adalah unsur yang mernbangun karya sastra itu sendiri dan meliputi tema, alur, penokohan, setting, sudut pandang, dan akhir cerita. Nasihat orang tua terhadap anaknya dalam hal pendidikan merupakan tema utama dalam cerita Luqman al-Hakim. Tokoh-tokoh tersebut masing-masing mempunyai watak sendiri-sendiri. Alur ceritanya adalah maju dan ceritanya berakhir happy ending.