Analisis Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah terhadap bagian waris transgender kota Denpasar

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Adzim, Miftah Syahril (2025) Analisis Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah terhadap bagian waris transgender kota Denpasar. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
Miftah Syahril Adzim_05040521049 OK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Miftah Syahril Adzim_05040521049 Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 11 June 2028.

Download (2MB)

Abstract

Fenomena transgender yang semakin berkembang di masyarakat, dimana individu transgender sering kali menghadapi diskriminasi dan kesulitan dalam mendapatkan hak-hak mereka, termasuk hak waris. Hal ini masih terjadi khususnya di daerah Kota Denpasar. Menyikapi hal tersebut, Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah memiliki pandangan terhadap bagian waris transgender di Kota Denpasar. Skripsi ini menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini dalam dua rumusan yakni: pertama, bagaimana praktik bagian waris transgender dalam perspektif hukum Islam; kedua, bagaimana analisis pandangan Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah terhadap bagian waris transgender di Kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Empiris yang bersifat dekriptif berdasarkan temuan data lapangan (field research). Data primer yang digunakan adalah berdasarkan responden dari narasumber yang berkaitan dan sumber data sekunder dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan literatur lainnya. Kemudian disusun secara sistematis berdasarkan data dan fakta yang sudah ada. Selanjutnya data tersebut dianalisis menggunakan teknik komparatif dengan membandingkan pandangan menurut Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: pertama, Nadhlatul Ulama berpegang pada prinsip bahwa identitas gender yang ditentukan saat lahir menjadi dasar dalam menentukan hak waris, sehingga hak waris individu transgender tetap merujuk pada jenis kelamin yang diakui saat lahir. Kedua, Muhammadiyah menekankan bahwa individu transgender yang telah menjalani prosedur medis untuk mengubah identitas gender mereka berhak mendapatkan hak waris sesuai jenis kelamin yang diakui setelah operasi. Kedua organisasi tersebut menekankan pentingnya pendidikan dan pemahaman yang tepat mengenai hukum waris dalam islam untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Sejalan dengan kesimpulan yang telah disebutkan, maka penulis menyarankan: pertama, agar individu transgender memahami bahwa identitas gender mereka tidak hanya berkaitan dengan aspek fisik, akan tetapi juga dengan hak-hak yang diatur dalam hukum. Kedua, untuk peneliti maupun penulis selanjutnya untuk mengekplorasi lebih dalam mengenai dampak sosial dan psikologis yang dialami oleh individu transgender dalam konteks warisan, serta melakukan studi komparatif dengan organisasi keagamaan lain di Indonesia untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Adzim, Miftah Syahriltachsyahrl@gmail.com05040521049
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorMustofa, Imronimron_mustofa@uinsa.ac.id2119108701
Subjects: Ahli Waris
Perbandingan Madzhab
Waris
Waria
Keywords: Waris; Pembagian Waris; Trans gender; Waria
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzhab
Depositing User: Miftah Syahril Adzim
Date Deposited: 11 Jun 2025 07:33
Last Modified: 11 Jun 2025 07:33
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/80975

Actions (login required)

View Item View Item