This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Putri, Thaniya Elisa (2025) Pemenuhan hak anak dari orang tua sambung perspektif hukum islam serta dampaknya terhadap psikologis anak: studi kasus keluarga sambung di Sidoarjo dan Mojokerto. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
|
Text
Thaniya Elisa Putri_05040121152 OK.pdf Download (3MB) |
|
|
Text
Thaniya Elisa Putri_05040121152 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 28 September 2028. Download (6MB) |
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang pemenuhan hak anak oleh orang tua sambung dalam sudut pandang hukum Islam serta dampaknya terhadap psikologis anak dengan fokus pada kasus keluarga sambung di Sidoarjo dan Mojokerto. Peneliti merumuskan dua pokok bahasan dalam penelitian ini. Pertama, bagaimana penerimaan diri anak (acceptance) dan pemenuhan hak anak yang memiliki orang tua sambung pada keluarga sambung di Sidoarjo dan Mojokerto. Kedua, bagaimana pemenuhan hak anak oleh orang tua sambung dari perspektif Hukum Islam pada keluarga sambung di Sidoarjo dan Mojokerto.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang bertujuan untuk melihat secara mendalam perkembangan mental psikologis anak dalam keluarga sambung. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan 5 (lima) anak yang memiliki orang tua sambung yakni YPA, SAW, WF, NA, dan PN. dan 5 (lima) orang tua sambung yakni SM, MA, SD, AG, dan, AGS. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, serta kesimpulan dan verifikasi untuk mendapatkan sudut pandang hukum yang berbeda terkait dengan pemenuhan hak anak. Berdasarkan analisis data dan konfirmasi temuan tersebut, peneliti membandingkannya dengan hipotesis yang relevan, termasuk sudut pandang Hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri (acceptance) dari lima responden yakni YPA, SAW, WF, NA, dan PN melalui berbagai tahapan emosi, mulai dari penolakan hingga penerimaan. YPA masih belum bisa mengakui ibu sambungnya dan memilih hidup mandiri, sementara WF, SAW, dan NA telah berhasil menerima orang tua sambung mereka berkat komunikasi dan kasih sayang. PN mengakui ibu sambungnya tetapi memilih tinggal bersama neneknya. Dalam konteks Hukum Islam, ayah sambung tidak diwajibkan memberikan nafkah kepada anak tirinya, tetapi jika dilakukan, itu dianggap sebagai sedekah. Ibu sambung memiliki peran dalam menjaga, melindungi, dan mendidik anak. Maqāṣid al�sharī‘ah menekankan pemenuhan hak anak berdasarkan lima kategori perlindungan. Dari empat orang tua sambung yang diteliti, sebagian besar telah melaksanakan kewajiban mereka dengan baik, meskipun ada beberapa faktor yang menghambat pemenuhan hak anak secara maksimal.Penulis memberikan beberapa saran. Pertama-tama, orang tua sambung harus membangun komunikasi yang baik dan memberikan kasih sayang kepada anak sambung. Saat ini, perlu adanya pengajaran mengenai hak anak dan kewajiban orang tua sambung dari sudut pandang hukum Islam melalui kegiatan sosialisasi di tengah masyarakat.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Creators: |
|
||||||||
| Contributors: |
|
||||||||
| Subjects: | Keluarga Hak Asasi Manusia Orang tua dan Anak |
||||||||
| Keywords: | Hak Anak; anak; perceraian; orangtua sambung | ||||||||
| Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam | ||||||||
| Depositing User: | Thaniya Thaniya Elisa | ||||||||
| Date Deposited: | 28 Sep 2025 00:14 | ||||||||
| Last Modified: | 28 Sep 2025 00:14 | ||||||||
| URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/84042 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
