Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional Emotif dalam menangani kecemasan (Anxiety) pada seorang pria pra-wawancara kerja

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Faozi, Ahmad (2011) Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional Emotif dalam menangani kecemasan (Anxiety) pada seorang pria pra-wawancara kerja. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Preview

Text
Ahmad Faozi_B03207003.pdf
Download (1MB) | Preview

Abstract

Fokus penelitian adalah (1) Apa faktor yang menyebabkan seorang pria mengalami kecemasan pra-wawancara kerja?, (2) Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan konseling islam dengan terapi rasional emotif dalam menangani kecemasan (anxiety) pada seorang pria pra-wawancara kerja?, (3) Bagaimana hasil dari pelaksanaan bimbingan konseling islam dengan terapi rasional emotif dalam menangani kecemasan (anxiety) pada seorang pria pra-wawancara kerja. Untuk menjawab persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif eksperimen, adapun untuk teknik analisanya menggunakan analisa deskriptif. Dalam menganalisa kecemasan berbicara pada seorang pria pra-wawancara kerja data yang digunakan adalah berupa data hasil observasi yang disajikan dalam bab penyajian data dan analisa data. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan kecemasan adalah ragu oleh penampilan lahiriah maupun kemampuan, kesejahteraan pribadi yang terancam oleh ketidakpastian akan masa depan, keraguan dalam mengambil keputusan, kesejahteraan yang terancam oleh konflik yang tidak terpecahkan. Dalam penelitian ini proses konseling yang terjadi menggunakan terapi rasional emotif, dengan pendekatan ini klien diharapkan mampu berfikir rasional karena manusia dilahirkan dengan potensi, hasil akhir proses pemberian bantuan atau proses konseling dalam penelitian ini cukup berhasil dengan prosentase 30%, yang mana hasil tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan pada diri klien yang tadinya merasa bingung, hilang semangat, malu, dan kurang tidur menjadi lebih baik apa yang dirasa klien.