Tinjauan hukum pidana Islam terhadap tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh anak di bawah umur: studi analisis Putusan No. 1/Pid.Sus-A/2014/PN.Tbh

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Manab, Ayu Rizqi Amaliyah (2017) Tinjauan hukum pidana Islam terhadap tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh anak di bawah umur: studi analisis Putusan No. 1/Pid.Sus-A/2014/PN.Tbh. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Ayu Rizqi Amaliyah Manab_C03213011.pdf
Download (725kB)

Abstract

Skripsi ini merupakan hasil penelitian pustaka untuk menjawab pertanyaan tentang Bagaimana dasar Hukum putusan Hakim dalam putusan No.1/Pid.Sus-A/2014/PN.Tbh terhadap tindak Pidana pembunuhan yang dilakukan oleh Anak di bawah umur? dan Bagaimana tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap tindak Pidana pembunuhan yang dilakukan oleh Anak di bawah umur tersebut?. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Setelah data terkumpul, data diolah dan dianalisis dengan metode deskriptif analisis dengan pola pikir deduktif untuk memperoleh kesimpulan yang khusus dan dianalisis menurut Hukum Pidana Islam. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dasar Hukum putusan Hakim dalam putusan Pengadilan Negeri Tembilahan No.1/Pid.Sus-A/2014/PN.Tbh tentang tindak Pidana pembunuhan yang dilakukan oleh Anak di bawah umur telah ditetapkan sesuai pertimbangan Hakim ada yang memberatkan dan meringankan. Pertimbangan Hukum Hakim yang memberatkan seperti perbuatan terdakwa Anak meresahkan masyarakat dan hal yang meringankan adalah terdakwa Anak berterus terang, menyesali perbuatannya, berjanji tidak akan mengulangi, belum pernah dihukum, dan berlaku sopan serta masih Anak-anak dan mempunyai kesempatan untuk berubah. Adapun dalam putusan Hakim mengenai tindak Pidana pembunuhan yang dilakukan oleh Anak di bawah umur tersebut tidak sesuai dengan Hukum Pidana Islam, karena dalam Hukum Pidana Islam Anak tidak dapat dibebani pertanggungjawaban Pidana. Pertanggungjawaban tersebut seharusnya dibebankan kepada ‘aqilah ‘asabah, keluarga dari ayah/sebapak), yaitu berupa diyat mughalladah yang harus diberikan kepada keluarga korban yang dapat diangsur selama tiga tahun. Dari hasil penulisan di atas diharapkan Undang-undang Anak tidak hanya sebatas wacana Hukum, namun benar-benar ditegakkan sehingga mampu menjadi pelindung bagi Anak, baik Anak sebagai korban maupun pelaku pembunuhan dan diharapkan masyarakat dan keluarga di Indonesia membekali Anak dengan pendidikan Agama di samping pendidikan formal, sehingga Anak terhindar dari hal-hal yang tidak baik.