Eksistensi budaya nikah di malem songo bagi warga Desa Montongsekar Kecamatan Montong Kabupaten Tuban

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fauziah, Khofifah (2022) Eksistensi budaya nikah di malem songo bagi warga Desa Montongsekar Kecamatan Montong Kabupaten Tuban. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Khofifah Fauziah_I73218040.pdf
Download (3MB)

Abstract

Objek kajian yang diangkat pada penelitian kali ini ialah bagaimana eksistensi budaya nikah di malem songo bagi warga Desa Montongsekar Kecamatan Montong Kabupaten Tuban. Dari beberapa rumusan masalah tersebut memiliki sub bab pembahasan yang ada di dalamnya. Berikut adalah sub bab pembahasannya: 1) Pembahasan tentang adat pernikahan Jawa di Desa Montongsekar, 2) Makna yang terkandung dalam malem songo atau malam ke 29 Ramadhan. Adapun metode penelitian yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, serta dokumentasi. Sedangkan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckman untuk menganalisis fenomena yang sedang dikaji. Penelitian ini memberikan hasil, bahwa: (1) Waktu atau hari merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Jawa khususnya masyarakat Desa Montongsekar. Bagi mereka waktu memiliki makna yang sangat dalam sehingga setiap keputusan besar didasari dengan mecari waktu yang baik atau menggunakan sistem perhitungan Jawa. (2) Masyarakat yang memilih menikah di malem songo atau malam ke 29 Ramadhan untuk menghindari sistem perhitungan Jawa yang dirasa terlalu berbelit. Selain itu tradisi ini juga hadir sebagai pembawa solusi ketika dua insan yang ingin bersatu dalam ikatan pernikahan ternyata mendapatkan hasil yang buruk dalam sistem perhitungannya. (3) Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa yang bisa melebur sistem perhitungan Jawa sehingga setiap manusia yang akan melakukan pernikahan tidak perlu melakukan perhitungan Jawa atau weton.