Fenomena FoMo (Fear Of Missing Out) sebagai perilaku konsumtif remaja dalam pembelian Mixue di Kecamatan Gubeng Kota Surabaya

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Fari'ha, Aisyah Ummi (2023) Fenomena FoMo (Fear Of Missing Out) sebagai perilaku konsumtif remaja dalam pembelian Mixue di Kecamatan Gubeng Kota Surabaya. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Aisyah Ummi Fari'ha_I93219066 ok.pdf
Download (2MB)

Abstract

Setiap orang mengkonsumsi suatu barang sebagai pemenuhan dalam kebutuhan sehari-hari mereka dan setiap orang memiliki kebutuhan yang berbedabeda. Mixue merupakan merek minuman dan es krim dari Tiongkok yang membuka cabangnya di Indonesia dan juga banyak ditemukan di Kecamatan Gubeng Kota Surabaya. Mixue yang viral dan tren di media sosial sehingga remaja menjadi FoMo (Fear of Missing out) untuk membeli Mixue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab dan ketertarikan remaja dalam membeli produk-produk Mixue serta memberikan gambaran tentang FoMo dalam mengonsumsi dan membeli sesuatu yang behubungan dengan Mixue yang dilakukan oleh remaja di Kecamatan Gubeng Kota Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologi. Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori masyarakat konsumsi milik Jean Baudillard. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) remaja mengkonsumsi pada produk Mixue karena FoMo setelah melihat konten orang lain yang telah membeli Mixue di media sosial serta adanya ajakan secara langsung dari teman dan saudara. (2) remaja membeli produk Mixue dengan tujuan sekedar mencoba yang sedang viral, mengambil foto saat nongkrong dan membeli Mixue, serta untuk memenuhi keinginan dalam mencoba jajanan makanan dan minuman baru seperti produk minuman dan es krim Mixue. Dalam hal ini menurut Jean Baudrillard masyarakat konsumsi tidak hanya mengonsumsi nilai guna barang namun juga membeli makna, simbol, atau tanda yang melekat dalam barang yang dibelinya.