Pemahaman hadis tentang bunuh diri: studi kasus mental illness sebagai penyebab bunuh diri pada masyarakat Jawa Timur

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Kholilurrahman, As'ad (2024) Pemahaman hadis tentang bunuh diri: studi kasus mental illness sebagai penyebab bunuh diri pada masyarakat Jawa Timur. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
As'ad Kholilurrahman_02040623007.pdf

Download (5MB)
[img] Text
As'ad Kholilurrahman_02040623007_Full.pdf
Restricted to Repository staff only until 6 February 2028.

Download (5MB)

Abstract

Mental illness adalah gangguan mental yang kini sering dialami berbagai kalangan, baik muda maupun tua, dan menjadi salah satu penyebab perilaku bunuh diri. Khususnya di Indonesia angka bunuh diri hampir mencapai satu ribu jiwa pada tahun 2023. Sehingga perlulah mendapatkan perhatian untuk tidak menjadi copycat suicide pada generasi kedepan. Dalam beberapa hadis Nabi juga mencatat kasus bunuh diri, salah satunya yang terjadi pada sahabat Quzma>n al-Z}ufri. Sahabat ini bunuh diri dengan cara menancapkan pedang ke tanah dan menekan dadanya ke pedang tersebut karena tidak tahan dengan luka-luka yang dialaminya. Fokus penelitian ini terbagi menjadi tiga aspek utama. Pertama, memahami konsep hadis tentang bunuh diri. Kedua, menganalisis relevansi hadis tentang bunuh diri dalam konteks mental illness sebagai penyebab bunuh diri di Jawa Timur. Ketiga, merumuskan solusi untuk mengurangi angka bunuh diri yang disebabkan oleh mental illness di masyarakat Jawa Timur dengan hadis Nabi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian lapangan yang didukung studi kepustakaan dan menggunakan teori bunuh diri Emile Durkheim. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan: Pertama, Islam tidak pernah mengajarkan dan membenarkan bunuh diri sebagai bentuk jihad atau tindakan yang membawa kemuliaan seperti syahid. Kasus bunuh diri pada sahabat Nabi terjadi karena rasa putus asa akibat penderitaan fisik yang parah. Kedua, dalam hadis terdapat tiga motif bunuh diri: melompat dari tempat tinggi, menenggak racun, dan menggunakan senjata tajam. Beberapa kasus bunuh diri di Jawa Timur memiliki kemiripan, sehingga hadis tersebut relevan dengan kondisi saat ini. Faktor yang menyebabkan sahabat melakukan bunuh diri yaitu sakit parah, dalam teori Emile Durkheim masuk kategori bunuh diri fatalistik. Ketiga, solusi untuk mengurangi angka bunuh diri di antaranya adalah memperkuat spiritualitas dan memberikan dukungan sosial. Jadi, dalam ajaran Islam, perilaku bunuh diri tidak dibenarkan dalam keadaan apa pun, terlepas dari alasan maupun cara yang digunakan untuk mengakhiri hidup. Hal ini ditegaskan dalam hadis yang menyatakan bahwa tindakan tersebut dianggap sebagai perilaku buruk yang bertentangan dengan ajaran agama. Konsekuensi yang berat pun dinyatakan, yakni ancaman tidak akan masuk surga.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Kholilurrahman, As'adasadnur267@gmail.com02040623007
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorIdri, Idriidri_idr@yahoo.co.id2002016701
Thesis advisorMuhid, Muhidmuhid@uinsa.ac.id2002106301
Subjects: Nabi Muhammad > Nabi Muhammad - Kepribadian
Psikologi Islam
Agama > Agama dan Ilmu Pengetahuan
Keywords: Mental illness; hadis bunuh diri; psikologi; kesehatan mental
Divisions: Program Magister > Ilmu Hadis
Depositing User: As'ad Kholilurrahman
Date Deposited: 06 Feb 2025 01:44
Last Modified: 06 Feb 2025 01:44
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/77326

Actions (login required)

View Item View Item