Resolusi pertentangan agama dan ilmu pengetahuan dalam perspektif teori tindakan komunikatif Jurgen Habermas

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Rahman, Khalid Abdul (2006) Resolusi pertentangan agama dan ilmu pengetahuan dalam perspektif teori tindakan komunikatif Jurgen Habermas. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

[img] Text
E01301054_Khalid Abdul Rahman_2006 ok.pdf

Download (21MB)

Abstract

Pertentangan adalah menjadi sebuah keniscayaan dalam setiap miniatur kehidupan, tak terkecuali pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Pertentangan antara kedua hal ini merupakan urgensitas dalam diskursus. Agama dalam hal ini lebih ditekankan pada makna sosiologis dimana agama dianggap sebagai sis.em yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan yang berkaitan dengan benda-benda sacral. Sedangkan ilmu pengetahuan lebih ditekankan dalam arti science yaitu sebagai ilmu khusus yang lebih terbatas lagi yakni sebagai pengetahuan sistematis mengenai dunia fisis atau material.atau sering kali juga science dipakai untuk menunjuk gugusan ilmu-ilrnu kealaman atau natural science. Pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan lebih diakibatkan karena pendekatan dari keduanya yang berbeda, yakni literalisme keagamaan dan materialisme ilmiah. Ketika agama dipahami secara harfiah dengan apa yang ada dalam kitab sucinya maka akan menimbu.kan kontradiksi terhadap ternuan-temuan ilmiah yang terdapat dalam ilmu pengetahuan. Bahkan Galileo pemah berkata bahwa kita harus menerima tafsiran harfiah alkitab kecuali jika ada teori sains yang terbukti secara tak terbantahkan. 1 Habermas sebagai pemikir teori kritis Jerman pada abad 20 ini, dengan teori tindakan kormziikatifnya berusaha memberikan satu solusi altematif atas segala bentuk pertentangan yang ada, termasuk didalarnnya adalah pertentangan antara agama dan ilrr u pengetahuan. Didalam :eori tindakan komunikatifnya Habermas mengandaikan sebuah dialog yang menuju kepada konsensus rasional. Yang mana untuk dapat mencapai konsensus rasional harus memenuhi kriteria dalam apa yang disebut oleh Habermas sebagai The Ideal Speech Situation atau situasi percakapan ideal. Dan dala.n situasi percakapan ideal itu Habermas mensyaratkan akan tiga hal: pertama, setiap peserta mempunyai hak yang sama untuk memulai diskusi dan punya hak untuk saling mengkritik antara satu dengan yang lain. Kedua, dalam proses diskusi tersebut harus tidak ada saling dominasi, artiiya antara peserta satu dengan yang lainnya berada dalam level yang sama sehingga tidak ada yang merasa superior dan inferior. Ketiga, dalam proses diskusi tidak ada hubungan manipulatif, artinya semuanya narus punya kepentingan yang sama yakni kebenaran. Didalam teori tindakan komunikatifnya habermas memb4a peluang dialog antara kedua hal yang saling bertentangan. Dimana dalam dialog ttrsebut bukan bahasa senjata tapi senjata bahasa yang digunakan . Dan juga didalam dialog diharapkan tidak menghasilkan kubu yang menang dan yang kalah. Untuk dapat menulis penelitan :ni dengan dengan baik, maka panulis menggunakan metode deskriptif analitis yakni dengan mendeskripsikan pertentangan agama dan ilmu pengetauan kemudian diaaalisa dengan menggunakan teori tindakan kornunikasi jurgen habermas.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Creators:
CreatorsEmailNIM
Rahman, Khalid AbdulUNSPECIFIEDE01301054
Contributors:
ContributionNameEmailNIDN
Thesis advisorNurhayati, Aniekaniekn@gmail.com2007096902
Subjects: Agama dan Ilmu Pengetahuan
Keywords: Agama; ilmu pengetahuan
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam
Depositing User: Editor : Abdun Nashir------ Information------library.uinsby.ac.id
Date Deposited: 26 Feb 2025 03:00
Last Modified: 26 Feb 2025 03:00
URI: http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/78307

Actions (login required)

View Item View Item