This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Nadhor, Iqbalun (2025) Antinatalisme dalam Buku Better Never to Have Been: The Harm of Coming into Existence karya David Benatar: analisis hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Iqbalun Nadhor_E01219018.pdf Download (6MB) |
![]() |
Text
Iqbalun Nadhor_E01219018_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 8 May 2028. Download (6MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gagasan antinatalisme dalam buku Better Never to Have Been: The Harm of Coming into Existence karya David Benatar dengan menggunakan pendekatan hermeneutika Hans-Georg Gadamer. Antinatalisme merupakan pandangan filosofis yang menyatakan bahwa keberadaan manusia lebih merugikan dibandingkan ketiadaan, sehingga prokreasi dianggap tidak etis. Argumen utama Benatar berupa asimetri antara kenikmatan dan penderitaan, di mana keberadaan penderitaan selalu buruk, sementara ketiadaan penderitaan adalah baik, meskipun tidak ada yang mengalami kebaikan tersebut. Sebaliknya, keberadaan kenikmatan adalah baik, tetapi ketiadaan kenikmatan tidak dianggap buruk kecuali ada seseorang yang merasakan kehilangan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi pustaka (library research) kemudian mengeksplorasi makna teks Benatar dengan mempertimbangkan interpretasi oleh komentator representatif teks Benatar menggunakan empat tahapan hermeneutika Gadamer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gagasan antinatalisme Benatar, ketika dipahami melalui dialog hermeneutis dengan para komentatornya, memunculkan kritik mendalam dari berbagai perspektif. Piller menyoroti cacat logis dalam argumen asimetri Benatar serta problem etis dalam diskusi implementasinya. Kutáš mempertanyakan kesesuaian metodologi analitik Benatar untuk menangani kompleksitas pertanyaan eksistensial tentang nilai kehidupan. Zandbergen mengkontekstualisasikan antinatalisme Benatar sebagai gejala historis-filosofis dari krisis nilai dalam modernitas sekuler. Perspektif hermeneutika Gadamer yang diterapkan pada penelitian ini mengungkap bahwa makna dan validitas antinatalisme Benatar bersifat kompleks, dan sangat diperdebatkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa analisis melalui para komentator tidak hanya menantang argumen Benatar secara fundamental tetapi juga membuka ruang diskusi baru mengenai batas-batas logika filosofis, metodologi, dan konteks historis dalam memahami isu etika prokreasi kontemporer.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Filsafat Etika |
||||||||
Keywords: | Antinatalisme; prokreasi; David Benatar; hermeneutika Hans-Georg Gadamer | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > Aqidah Filsafat Islam | ||||||||
Depositing User: | Iqbalun Nadhor | ||||||||
Date Deposited: | 08 May 2025 06:10 | ||||||||
Last Modified: | 08 May 2025 06:10 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/80174 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |