This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Prasongko, Wahyu Agung (2025) Dakwah melalui narasi mistik pada film horor di Indonesia. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Wahyu Agung Prasongko_02040723011 OK.pdf Download (9MB) |
![]() |
Text
Wahyu Agung Prasongko_02040723011 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 15 July 2028. Download (8MB) |
Abstract
Minat masyarakat Indonesia terhadap film horor sangat besar. Salah satu daya tarik film bergenre horor Indonesia adalah mengandung nilai, pesan, dan narasi keagamaan di dalamnya yang dikemas dengan adegan-adegan mistik. Sehingga film horor dapat dijadikan sebagai media dakwah yang efektif. Tujuan penelitian ini menemukan dan menelaah apa saja, frekuensi, dan penanda (signifier) dan petanda (signified) dakwah melalui narasi mistik pada film horor Indonesia tahun 2024, serta makna simbol narasi mistik dengan analisis sosio-religiusitas masyarakat Indonesia. Metode yang digunakan adalah campuran paralel konvergen, pendekatan positivistik dan interpretatif, dan jenis penelitian analisis isi deskriptif dan semiotika Roland Barthes. Data dikumpulkan melalui observasi dan studi dokumentasi. Analisis data mix method dengan analisis isi (distribusi frekuensi) untuk kuantitatif dan analisis semiotika Roland Barthes untuk kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Distribusi dakwah melalui narasi mistik dari empat judul film horor di Indonesia tahun 2024 terdiri dari tiga kategori, yaitu dakwah melalui narasi mistik yaitu kategori mistik biasa, kategori mistik magis putih, dan mistik magis hitam. Frekuensi ditampilkannya adegan dakwah melalui narasi mistik pada setiap judul film horor diperoleh data sebagai berikut, film Munkar 20 kali (27%), film Pemandi Jenazah 15 kali (20%), film Menjelang Ajal 16 kali (22%), dan film Thaghut (Kiblat) 23 kali (31%). (2) Penanda (signifier) dan petanda (signified) dakwah melalui narasi mistik. Pertama, kategori mistik biasa ditampilkan melalui adegan meditasi, menyucikan diri, berdoa, dan beribadah. Kedua, kategori mistik magis putih ditampilkan melalui adegan penggunaan ilmu hikmah untuk kebaikan. Ketiga, kategori mistik magis hitam ditampilkan melalui adegan munculnya setan, hantu, atau roh jahat, penggunaan sihir, dan jimat atau rajah. (3) Makna simbol narasi mistik dalam sosio-religiusitas masyarakat Indonesia. Pertama, masyarakat Abangan ditunjukkan melalui adegan yang menunjukkan kepercayaan terhadap sihir, dukun, adanya arwah, setan, hantu, atau roh jahat, dan tradisi slametan. Kedua, masyarakat Santri ditunjukkan melalui adegan gambaran pondok pesantren, kegiatan rutin pondok pesantren, beribadah, dan berdoa. ketiga, masyarakat Priyayi ditunjukkan melalui adegan peran ustaz, Kyai, ruang pengajar, guru, dan polisi sebagai yang memiliki kebijaksanaan, perilaku sopan santun, dan berintelektual. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya selain analisis isi dan semiotika, wawancara dengan tim produksi, sutradara, atau penonton dapat memberikan perspektif yang lebih luas terkait pesan dakwah tertentu pada film horor dapat dipahami.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Dakwah Media Massa Film |
||||||||||||
Keywords: | Dakwah; narasi mistik; film horor; media massa | ||||||||||||
Divisions: | Program Magister > Komunikasi dan Penyiaran Islam | ||||||||||||
Depositing User: | Wahyu Agung Prasongko | ||||||||||||
Date Deposited: | 15 Jul 2025 04:04 | ||||||||||||
Last Modified: | 15 Jul 2025 04:04 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/82634 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |