Kritik dakwah keagamaan Sugik Nur di media sosial dalam perspektif kritik ideologi Jurgen Habermas

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Syahputra, Muhammad Farhan (2022) Kritik dakwah keagamaan Sugik Nur di media sosial dalam perspektif kritik ideologi Jurgen Habermas. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Text
Muhammad Farhan Syahputra_E21215071.pdf
Download (2MB)

Abstract

Media sosial dapat menciptakan opini-opini masyarakat, termasuk memberikan informasi atau ceramah keagamaan yang berkonten negatif untuk menggiring opini pengguna media sosial dalam mencapai keinginan terhadap penilaian sebuah kelompok atau perorangan. Media sosial merupakan salah satu teknologi modern yang secara langsung dan tidak langsung memiliki kendali penuh atas ruang publik itu sendiri. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui kritik keagamaan Sugik Nur di media sosial; 2) Untuk mengetahui kritik keagamaan Sugik Nur di media sosial perspektif kritik ideologi Jurgen Habermas. Penelitian ini menggunakan riset kualitatif sebagai pendekatan risetnya dengan jenis penelitian studi kepustakaan. Dalam rangka pengumpulan data, penelitian menggunakan studi kepustakaan. Adapun hasil dari penelitian ini ialah: 1) Sugik Nur dalam menyampaikan ceramahnya tidak jarang melenceng dari nilai-nilai dan substansi dakwah yang diajarkan oleh al-Qur'an dan al-Hadits. Dari lisannya tidak segan mengeluarkan kata-kata kotor, kasar, tidak tahu sopan santusantun, bahkan sangat mudah mengkafir-kafirkan orang lain. Dari data-data di atas juga terlihat bahwa Sugik Nur merupakan tipikal pendakwah yang temperamental, tidak bisa menjaga dan mengendalikan bicaranya, serta tidak segan menistakan kitab suci hanya untuk mengundak perhatian publik; 2) Berdasarkan perspektif kritik ideologi Jurgen Habermas dalam menelaah konten ceramah Sugik Nur Raharja, diketahui bahwa Sugik Nur dalam beberapa konten ceramahnya tidak lepas dari kepentingan- kepentingan ideologis, di mana kepentingan-kepentingan ini bermuara pada dominasi dan hegemoni publik terhadap dirinya, serta penolakan terhadap selain dirinya.