This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Firmansyah, Langgeng (2023) Wajah demokratisasi kontemporer Indonesia: ketahanan dan kerapuhan demokrasi era Joko Widodo 2014-2023. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Text
Langgeng Firmansyah_I91219085.pdf Download (7MB) |
|
Text
Langgeng Firmansyah_I91219085_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 22 March 2027. Download (7MB) |
Abstract
Studi tentang demokratisasi di Indonesia berkembang pesat. Namun, mayoritas didominasi kajian tentang regresi demokrasi. Hanya ditemui beberapa kajian studi yang mengambil tema ketahanan demokrasi. Penelitian ini menjadi berbeda karena hadir atas keterbatasan penelitian dalam tema tersebut. Dengan disandarkan pada studi milik Ken Setiawan yang berjudul Vulnerable but Resilient: Indonesia in an Age of Democratic Decline sebagai pintu masuk dan mengikuti logika yang sudah terbangun untuk mencoba memotret dinamika demokrasi dengan data-data terbaru yang dihimpun dari berbagai macam sumber dan diolah secara kualitatif. Tiga indikator utama ketahanan demokrasi dalam studi milik Ken akan ditinjau ulang dengan data-data terbaru apakah variabel tersebut masih menjadi penopang berjalannya demokrasi di Indonesia. Kemenangan aktivis gender terhadap dominasi kelompok Islamis, berhentinya diskursus tiga periode jabatan Presiden, serta moderasi polarisasi politik menunjukkan studi milik Ken Setiawan menemukan kemajuan demokrasi secara terbatas. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi kualitatif konvensional. Teknis pengumpulan data peneliti mengadopsi studi kepustakaan dan dokumentasi yang dikombinasikan dengan konsep ketahanan demokrasi, teori institusional demokrasi David Beetham dan teori akuntabilitas. Berdasarkan data dan teori yang digunakan, ditemukan bahwa kondisi demokrasi terkini mengalami regresi. Berangkat dari klaim tiga indikator potensi ketahanan demokrasi yang dikemukakan Ken Setiawan, kemenangan aktivis gender kontra kelompok Islamis menandakan akuntabilitas horizontal dan diagonal masih bekerja dengan baik, berhentinya diskursus Presiden tiga periode juga dimaknai sebagai hasil representasi akuntabilitas diagonal, dan moderasi polarisasi politik tidak terlalu sukses, bahkan potensi untuk kembali di pemilu 2024 tetap terbuka. Gagalnya konsolidasi dalam level elektoral untuk meredam polarisasi yang muncul 2014 dan munculnya aktor-aktor pragmatis semakin memperlambat proses moderasi polarisasi politik. Dari hasil tersebut ditarik kesimpulan bahwa demokrasi di Indonesia mengalami penurunan daripada tahun-tahun sebelumnya.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | Demokrasi | ||||||||
Keywords: | Demokrasi; regresi; ketahanan demokrasi; Jokowi | ||||||||
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Politik | ||||||||
Depositing User: | Langgeng Firmansyah | ||||||||
Date Deposited: | 22 Mar 2024 05:42 | ||||||||
Last Modified: | 22 Mar 2024 05:43 | ||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/66675 |
Actions (login required)
View Item |