This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Hakiki, Moh. Musabai (2025) Implementasi Asthagina dalam sejarah kepemimpinan K.G.P.A.A. Mangkunegara IV 1853 M-1881 M. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Moh. Musabai Hakiki_03020221055.pdf Download (4MB) |
![]() |
Text
Moh. Musabai Hakiki_03020221055_Full.pdf Restricted to Repository staff only until 22 January 2028. Download (4MB) |
Abstract
Kepemimpinan K.G.P.A.A. Mangkunegara IV (1853 M-1881M). Dengan rumusan masalah untuk mengkaji: 1) Apa makna Asthagina dalam Serat Darmawasita? 2) Bagaimana penerapan Asthagina dalam kepemimpinan K.G.P.A.A. Mangkunegara IV? dan juga 3) Apa dampak penerapan Asthagina pada Praja Mangkunegaran (1853-1881)? Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kepustakaan (Library Research) milik Carol Collier Kuhlthau (1994) dengan pendekatan ilmu filologi dan sosial-politik. Dalam melakukan penelitian penulis juga menggunakan teori kepemimpinan dari Max Weber (1947) yang mengatakan bahwa kepemimpinan dibagi menjadi tiga otoritas, yaitu otoritas tradisional; otoritas legal-rasional; dan otoritas kharismatik. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa 1) Asthagina terdiri dari delapan nilai utama yaitu Nut ing jaman kelakone, Rigen, Gemi, Nastiti Papriksa, Wruh Etung, Taberi Tatanya, Nyegah Kayun dan Nemen Ing Sedya, tidak hanya menjadi panduan moral tetapi juga strategi praktis dalam pemerintahan. 2) Penerapan nilai-nilai Asthagina oleh Mangkunegara IV mencerminkan kemampuan kepemimpinan yang adaptif terhadap perkembangan zaman, progresif, dan terencana. 3) dari berbagai penerapan tersebut, muncul dampak dari keberhasilan Mangkunegaran dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, dan kebudayaan. Di bidang politik, Mangkunegaran mendapatkan pengakuan dan kedaulatan dengan hubungan diplomatik yang erat bersama pemerintah kolonial serta kerajaan-kerajaan lain di Jawa. Di bidang ekonomi, pengelolaan perkebunan, pabrik gula, dan pertanian menjadi sumber pendapatan utama yang signifikan. Sedangkan di bidang kebudayaan, Mangkunegaran menjadi pusat perkembangan kesusastraan Jawa. Namun, hubungan dekat dengan kolonial Belanda menimbulkan stigma negatif, seperti dianggap sebagai bawahan kolonial atau penghianat bangsa. Meskipun demikian, penerapan Asthagina memberikan kontribusi besar dalam membangun stabilitas dan kemajuan Mangkunegaran.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Manuskrip Sejarah Kepemimpinan |
||||||||||||
Keywords: | Asthagina; serat darmawasita; Mangkunegara IV; kepemimpinan; penerapan | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > Sejarah dan Peradaban Islam | ||||||||||||
Depositing User: | Moh. Musabai Hakiki | ||||||||||||
Date Deposited: | 22 Jan 2025 05:39 | ||||||||||||
Last Modified: | 22 Jan 2025 05:39 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/76331 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |