This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Prayogi, Ananda (2025) Dekolonisasi kritik matan: studi pemikiran Jonathan Brown mengenai hadis dalam konteks perdebatan usia pernikahan ‘Aisyah. Masters thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
![]() |
Text
Ananda Prayogi_02040623005 OK.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
Ananda Prayogi_02040623005 Full.pdf Restricted to Repository staff only until 16 June 2028. Download (3MB) |
Abstract
Perdebatan mengenai hadis tentang usia pernikahan ‘Aisyah telah menjadi sumber kritik terhadap kehidupan Nabi Muhammad Saw., khususnya karena pernikahan tersebut kerap dipandang sebagai praktik pernikahan dini yang dianggap tidak etis. Kritik ini mendorong sejumlah akademisi untuk meninjau ulang keabsahan matan hadis, tanpa menyadari bahwa penilaian mereka sering kali berakar pada nilai-nilai modernitas. Penelitian ini berangkat dari persoalan tersebut dengan merumuskan tiga pertanyaan utama: (1) Bagaimana hadis tentang usia pernikahan ‘Aisyah dipahami dalam konteks pernikahan dini? (2) Bagaimana nilai-nilai modernitas melatarbelakangi kritik terhadap matan hadis tersebut? dan (3) Bagaimana dekolonisasi kritik matan dalam pemikiran Jonathan Brown dapat diterapkan untuk menganalisis hadis tersebut? Untuk menjawab ketiga rumusan masalah tersebut, penelitian ini menggunakan metode Critical Discourse Analysis (CDA) yang dikembangkan oleh Michel Foucault dan Norman Fairclough. Pendekatan ini digunakan untuk menganalisis konstruksi bahasa dan wacana dalam karya-karya Jonathan Brown serta dalam perdebatan akademik terkait hadis usia pernikahan ‘Aisyah. Proses analisis dilakukan dalam tiga tahap utama, yaitu: deskripsi, interpretasi, dan eksplanasi. Pendekatan ini dipilih karena mampu mengungkap dimensi kekuasaan dan dominasi wacana modern dalam tafsir keagamaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap hadis usia pernikahan ‘Aisyah terbagi dalam tiga kecenderungan: tradisionalis, modernis, dan kontekstualis, dengan kelompok kontekstualis berupaya mengembalikan makna hadis pada konteks historisnya. Kritik terhadap hadis ini banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai modernitas, yang sering kali menghasilkan penilaian negatif. Sebagai alternatif, pendekatan ‘dekolonisasi kritik matan’ yang dirumuskan dari pemikiran Jonathan Brown menawarkan kerangka untuk membebaskan interpretasi hadis dari hegemoni modernitas, dengan menekankan pentingnya konteks historis dan warisan intelektual Islam. Oleh karena itu, pendekatan ini perlu dikembangkan lebih lanjut dalam studi-studi hadis kontemporer untuk menghadirkan pembacaan yang lebih adil dan kontekstual serta terbebas dari hegemoni modernitas atau kolonialisme intelektual.
Statistic
Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | Hadis | ||||||||||||
Keywords: | Dekolonisasi; Kritik Matan; Hadis; Usia Pernikahan ‘Aisyah; Jonathan Brown | ||||||||||||
Divisions: | Program Magister > Ilmu Hadis | ||||||||||||
Depositing User: | Editor : Kuntum L.R------ Information------library.uinsby.ac.id | ||||||||||||
Date Deposited: | 16 Jun 2025 02:10 | ||||||||||||
Last Modified: | 16 Jun 2025 02:10 | ||||||||||||
URI: | http://digilib.uinsa.ac.id/id/eprint/80188 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |